REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Pejabat Palestina menyatakan, tidak akan ada pertemuan trilateral antara pejabat Amerika Serikat, Palestina, dan Arab Saudi mengenai kemungkinan kesepakatan bagi Riyadh untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Hal itu dia sampaikan, setelah diplomat dari ketiga negara tersebut tiba di Riyadh untuk melakukan pembicaraan mengenai masalah tersebut awal pekan ini. Pembicaraan antara pejabat Palestina dan Arab Saudi berlangsung pada Selasa kemarin, dan akan dilanjutkan pada Rabu, sebagaimana dilansir The New Arab, Rabu (6/9/2023).
"Kami hanya menerima undangan dari Arab Saudi untuk mengadakan pertemuan (bilateral), bukan undangan Arab Saudi-Amerika. Pertemuan tripartit tidak ada dalam agenda kepemimpinan Palestina," kata seorang pejabat Palestina.
Pejabat itu juga mengkonfirmasi bahwa ada rencana pertemuan antara pejabat Amerik Serikat dan Palestina. Baik Amerika Serikat maupun Israel mendorong Arab Saudi untuk mengikuti jejak beberapa negara Arab lainnya dan menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
Empat negara Arab yaitu Bahrain, Maroko, Sudan dan Uni Emirat Arab, setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel melalui Abraham Accords yang ditengahi pemerintahan Trump.
Meskipun hubungan antara Israel dan Arab Saudi tampak membaik, para pejabat Saudi secara terbuka menolak segala upaya menuju normalisasi penuh, dan mengatakan bahwa hanya pembentukan negara Palestina yang layak yang dapat membuka jalan bagi kesepakatan semacam itu.
Baca juga: 10 Peringatan dan Bahayanya yang Diabadikan dalam Alquran untuk Umat Manusia
Para pejabat Arab Saudi telah meyakinkan Otoritas Palestina bahwa mereka akan terus mendukung kepentingan mereka. Sumber Palestina mengatakan Arab Saudi mempertahankan permintaan tersebut dalam pertemuan dengan Amerika Serikat.
"Salah satu syarat Arab Saudi agar Amerika Serikat menyelesaikan perjanjian normalisasi penuh dengan Israel adalah pengakuan penuh terhadap Negara Palestina di PBB. Kondisi ini menjadi prioritas kepemimpinan Palestina," kata sumber tersebut.
Baca juga: Patung Sphinx Mesir Hidungnya Hilang, Kemana Larinya? Jawaban Sejarawan Muslim Ini Menarik
Saudi juga dilaporkan telah meminta agar Amerika Serikat menyetujui program nuklir sipil Saudi sebagai syarat penerimaan normalisasi dengan Israel, yang menimbulkan kekhawatiran dari Israel. Saat ini, musuh Israel, Iran, sedang memperkaya uranium sementara Israel diyakini memiliki antara 80 dan 400 hulu ledak nuklir.
Pemimpin oposisi Israel dan mantan Perdana Menteri Yair Lapid bertemu di Washington dengan para pejabat senior Gedung Putih, di mana ia menyampaikan kekhawatiran Israel atas potensi dimasukkannya program nuklir Saudi dalam kesepakatan normalisasi.
Pertemuan tersebut terjadi ketika duta besar Saudi tiba di Iran pada hari Selasa untuk menjalankan tugas, menyusul rekonsiliasi diplomatik Arab Saudi dengan Israel dan musuh lama Amerika Serikat.