REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan dengan delegasi dari Dewan Organisasi Muslim Amerika Serikat (USCMO) pada Rabu (6/9/2023). Dalam kesempatan itu, dia menitipkan pesan untuk mendorong kongres AS melihat bahaya Islamofobia.
“Pendirian umat kita melawan Islamofobia, intoleransi, dan diskriminasi serta persatuan mereka sangat penting dalam memerangi ancaman ini,” ujar Erdogan dalam pertemuan di Kompleks Kepresidenan di Ankara dikutip dari Anadolu Agency.
Erdogan meminta delegasi tersebut untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya Islamofobia di kalangan politik. "Banyak dari Anda memiliki akses ke lingkaran politik di Amerika. Anda memainkan peran penting dalam hal perdamaian dan stabilitas sosial," katanya.
Menurut Erdogan, USCMO memiliki perwakilan dalam politik lokal dan federal. Dia menilai, dengan menggunakan pengaruh tersebut, delegasi itu dapat secara efektif memberikan informasi kepada semua kalangan politik, terutama Kongres Amerika.
Selain itu, Erdogan pun memberikan sorotan terhadap sentimen Anti-Turki yang beredar. “Saya yakin dukungan Anda akan berguna dalam menetralisir kampanye kotor lobi anti-Turki. Saya juga mengharapkan kontribusi Anda dalam menyampaikan fakta tentang organisasi teroris PKK, PYD, YPG dan FETO kepada publik Amerika,” ujarnya.
Permintaan itu menunjukkan pentingnya tugas yang dilakukan oleh USCMO untuk menjelaskan pemahaman Islam yang sebenarnya berdasarkan toleransi dan persaudaraan. “Kekuatan Anda sebagai komunitas Muslim di Amerika menjadi contoh bagi seluruh dunia Islam dan merupakan sumber kekuatan dan inspirasi," kata Erdogan.
Erdogan pun memberikan sorotan atas pelecehan terhadap Alquran. Tindakan itu disebut tidak dapat dibela dengan alasan kebebasan berekspresi dan tindakan tersebut menargetkan perdamaian dan stabilitas sosial. “Ini jelas merupakan kejahatan rasial dan barbarisme," ujarnya.
“Kami melihat sekali lagi dalam setiap kejadian betapa mereka yang menutup mata terhadap serangan terhadap Islam dan Muslim ini telah menginternalisasi nilai-nilai kemanusiaan,” kata presiden Turki itu.
Erdogan pun menekankan bahwa diadopsinya resolusi di Majelis Umum PBB dan Dewan Hak Asasi Manusia yang menganggap semua tindakan kekerasan terhadap kitab suci sebagai pelanggaran hukum internasional adalah perkembangan penting.
“Tentu saja, jelas bahwa kami perlu memastikan bahwa keputusan-keputusan ini tercermin dalam praktik. Sebagai warga Turki, kami terus menyerukan kepada negara-negara terkait untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap mereka yang melakukan kejahatan rasial ini," ujarnya.