REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI --- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak beberapa pemimpin negara Kelompok 20 (G20) untuk memenuhi beberapa tuntutan Rusia untuk mencoba menghidupkan kembali kesepakatan biji-bijian, Bloomberg melaporkan dengan mengutip para pejabat Turki.
Erdogan mendesak dalam pertemuan tertutup dengan para pemimpin selama KTT G20 di New Delhi akhir pekan ini, kata agensi tersebut mengutip sumber-sumber yang mengetahui pembicaraan, dilansir dari TASS, Ahad (10/9/2023).
Turki meminta para pemimpin dunia, "untuk memfasilitasi jaminan ekspor makanan dan pupuk Rusia oleh Lloyd's of London dan untuk menghubungkan kembali Moskow ke sistem SWIFT untuk pembayaran internasional," kata para pejabat Turki yang mengetahui diskusi tersebut.
Turki mengatakan kepada rekan-rekan Baratnya bahwa cara untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut adalah dengan meringankan beberapa sanksi, yang mencegah Moskow mengimpor peralatan pertanian, kata para pejabat Turki kepada agensi tersebut.
Para pemimpin G20 telah menyerukan penerapan penuh kesepakatan gandum untuk memastikan pengiriman makanan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina tanpa hambatan, menurut deklarasi akhir KTT kelompok tersebut di New Delhi.
“Kami mengapresiasi upaya Turki dan Perjanjian Istanbul yang ditengahi PBB yang terdiri dari Nota Kesepahaman antara Federasi Rusia dan Sekretariat PBB tentang Mempromosikan Produk Pangan dan Pupuk Rusia ke Pasar Dunia dan Inisiatif Transportasi Gandum yang Aman dan Bahan Makanan dari Pelabuhan Ukraina (Inisiatif Laut Hitam)," tulis dokumen itu
".. dan menyerukan penerapan penuh, tepat waktu dan efektif untuk memastikan pengiriman biji-bijian, bahan makanan, dan pupuk/input dari Federasi Rusia dan Ukraina dengan segera dan tanpa hambatan,” bunyi dokumen tersebut.
".. Implementasi kesepakatan tersebut dianggap penting untuk memenuhi permintaan di negara-negara berkembang dan kurang berkembang, khususnya di Afrika,” kata para Erdogan ke pemimpin G20.