REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL --- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah berangkat dengan kereta api khusus menuju Rusia untuk menghadiri pertemuan puncak Forum Ekonomi Timur dengan Presiden Vladimir Putin, sebagaimana dilaporkan media Korea Selatan pada Senin (11/9/2023). Informasi tersebut mengutip sumber-sumber senior pemerintah yang tidak disebutkan namanya.
Kantor berita Interfax Rusia melaporkan sebelumnya pada Senin bahwa Kim, yang jarang bepergian ke luar negeri, diperkirakan akan mengunjungi Rusia "dalam beberapa hari mendatang".
Kremlin mengatakan pada Sabtu, Putin akan berada di Kota Vladivostok di timur jauh untuk menghadiri Forum Ekonomi Timur, yang dibuka pada Ahad (10/9/2023), tetapi pihak berwenang mengatakan bahwa mereka "tidak memiliki komentar apapun" tentang kemungkinan kunjungan Kim Jong Un.
Korea Utara adalah salah satu dari sedikit negara yang secara terbuka mendukung Rusia sejak invasi ke Ukraina tahun lalu. Putin berjanji minggu lalu untuk memperluas hubungan bilateral dalam segala hal dengan cara yang terencana melalui upaya bersama.
Perjalanan terakhir Kim Jong Un ke luar negeri pada tahun 2019 juga ke Vladivostok untuk pertemuan puncak pertamanya dengan Putin setelah gagalnya pembicaraan perlucutan senjata nuklir Korea Utara dengan mantan Presiden AS Donald Trump.
Surat kabar Korea Selatan, Chosun Ilbo, mengatakan bahwa Kim meninggalkan Pyongyang pada Ahad malam dan akan bertemu dengan Putin paling cepat pada Selasa (12/9/2023).
Stasiun televisi YTN melaporkan bahwa kereta khusus akan membawa Kim ke perbatasan timur laut Korea Utara dengan Rusia dan pertemuan puncak kemungkinan besar akan diadakan pada Selasa, meskipun pada awalnya dilaporkan akan diadakan pada hari Rabu. Kedua laporan tersebut mengutip sumber-sumber senior pemerintah Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya.
Media Jepang melaporkan bahwa keamanan sedang ditingkatkan dan perbaikan sedang dilakukan di stasiun kereta api utama di kota perbatasan Rusia, Khasan, di mana Kim diperkirakan akan memasuki Rusia.
Kim jarang bepergian ke luar negeri dan, ketika ia melakukannya, sering kali diselimuti kerahasiaan dan keamanan. Media pemerintah Korea Utara tidak menyebutkan adanya rencana kunjungan Kim ke Rusia.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan bahwa mereka sedang memantau perkembangannya, namun menolak untuk mengkonfirmasi rinciannya. Para pejabat di kementerian unifikasi Korea Selatan mengatakan mereka tidak memiliki informasi untuk diberikan, sementara para pejabat di Badan Intelijen Nasional tidak dapat dihubungi.
Pertemuan Forum Ekonomi Timur antara Kim dan Putin kemungkinan akan berfokus pada kerja sama militer dan kemungkinan kesepakatan untuk memasok senjata, kata para pejabat dan analis AS dan Korea Selatan.
Amerika Serikat telah mengatakan bahwa akan menjadi "kesalahan besar" bagi Korea Utara bila memasok senjata kepada Rusia. Terlebih senjata itu digunakan di Ukraina dan AS memperingatkan Pyongyang akan "membayar harganya".
Amerika Serikat mengatakan bahwa pembicaraan agar Korea Utara memasok lebih banyak senjata ke Rusia terus berjalan secara aktif meskipun ada penolakan berulang kali dari Pyongyang dan Moskow.
Amerika Serikat dan Korea Selatan telah menyatakan keprihatinannya atas kemungkinan kerja sama militer yang lebih besar antara Korea Utara dan Rusia dan potensi kesepakatan senjata.