Senin 11 Sep 2023 19:33 WIB

Prancis Siap Membantu Pascagempa, Maroko Masih Belum Membutuhkan 

Saat ini, Maroko hanya menerima tawaran bantuan Spanyol, Inggris, Qatar, dan UEA.

Petugas penyelamat melakukan operasi penyelamatan menyusul gempa bumi di Ouirgane, selatan Marrakech, Maroko, (10/9/2023).
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Petugas penyelamat melakukan operasi penyelamatan menyusul gempa bumi di Ouirgane, selatan Marrakech, Maroko, (10/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Gempa bumi berkekuatan 6,8 magnitude melanda Maroko menyisakan kerusakan dan korban dalam jumlah besar. Baik korban meninggal maupun terluka. Selain itu, masih ada korban yang terjebak di reruntuhan bangunan. 

Banyak tawaran bantuan yang sudah disampaikan banyak negara tetapi soal bantuan ini, tampaknya Maroko bersikap selektif. 

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna, seperti diberitakan Aljazirah, menyatakan terserah Maroko untuk menentukan apakah mencari bantuan dari Prancis atau tidak dalam membantu menangani gempa mematikan dalam 60 tahun terakhir ini. 

Saat ditanya mengapa Maroko belum menyampaikan permintaan resmi ke Paris untuk memberikan bantuan Colonna menegaskan,’’Kami siap membantu Maroko. Ini kedaulatan Maroko untuk memutuskan dan ini terserah mereka untuk memutuskan.’’

Ia menegaskan sikap Prancis mengenai bantuan gempa untuk Maroko kepada televisi BFM, Senin (11/9/2023). Pada hari yang sama, Colonna mengumumkan Paris menyediakan 5 juta euro atau 5,4 juta dolar AS untuk orgnanisasi nonpemerintah yang beroperasi di Maroko. 

Meski demikian, Rabat bersikap selektif dengan tawaran bantuan asing. Hingga saat ini, Maroko hanya menerima tawaran bantuan dari Spanyol, Inggris, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA). Ini diumumkan Pemerintah Maroko di Rabat, Ahad (10/9/2023).  

‘’Pemerintah telah merespons, dalam tahap ini, menerima tawaran dari Spanyol, Inggris, Qatar, dan UEA untuk mengirimkan tim pencari dan penyelamat,’’ kata Kementerian Dalam Negeri Maroko. Tim asing akan berkoordinasi dengan pemerintah dalam menjalankan misinya. 

Kementerian menegaskan, hanya empat negara yang diterima dengan pertimbangan koordinasi yang kurang baik dengan banyaknya tawaran yang diterima justru akan kontraproduktif dalam upaya penyelamatan korban gempa. 

‘’Tawaran bantuan lainnya, kemungkinan akan kami terima di waktu selanjutnya jika kebutuhannya memang berkembang,’’ demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Maroko. 

Terdapat setidaknya empat warga Prancis di antara ribuan korban gempa Maroko. Pada Ahad (10/9/2023), kepala sebuah lembaga amal menyatakan, otoritas Maroko mencegah masuk tim mereka untuk memberikan bantuan darurat kepada para korban gempa. 

sumber : AP/Reuters

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement