REPUBLIKA.CO.ID, European Green Deal, yang diperkenalkan Komisi Eropa pada Desember 2019, merupakan salah satu inisiatif lingkungan yang paling ambisius dan komprehensif di dunia. Kerangka kebijakan bersejarah ini bertujuan mengubah Uni Eropa menjadi ekonomi yang berkelanjutan, netral karbon, dan berwawasan hijau pada tahun 2050.
Lalu apa sebenarnya tujuan European Green Deal, apa saja strategi-strateginya, dan tantangan yang dihadapinya dalam mencapai visi tersebut.
European Green Deal merupakan inisiatif multiaspek dan jangka panjang untuk mengatasi tantangan-tantangan mendesak perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan pengekangan sumber daya. Pada intinya, Green Deal memiliki tiga tujuan utama:
1. Netral Karbon pada Tahun 2050: Pilar utama Green Deal adalah komitmen untuk menjadikan Uni Eropa netral karbon pada tahun 2050. Ini artinya Uni Eropa berupaya menyeimbangkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkannya dengan pengurangan dan penyerapan.
2. Ekonomi Sirkular: Green Deal menekankan transisi ke ekonomi sirkular, di mana sumber daya digunakan secara efisien, limbah diminimalkan, dan produk didesain untuk bertahan lama dan dapat didaur ulang.
3 Pemeliharaan Keanekaragaman Hayati: Green Deal juga mencakup inisiatif untuk menghentikan dan mengembalikan keanekaragaman hayati yang hilang di Eropa, mengakui peran penting alam dalam mengatasi perubahan iklim dan menjamin masa depan yang berkelanjutan.
Komisi Eropa menguraikan strategi dan langkah untuk mengemplementasikan European Green Deal yang ambisius:
1. Mengurangi Emisi: Untuk mencapai netralitas karbon, UE telah menetapkan target interim untuk mengurangi emisi gas rumah kaca setidaknya sebesar 55% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat tahun 1990. Ini melibatkan perubahan besar-besaran di berbagai sektor, termasuk energi, transportasi, dan pertanian.
2 .Transisi Ke Energi Bersih: Green Deal mempromosikan transisi ke sumber energi bersih, dengan fokus khusus pada energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi. Investasi dalam teknologi hijau dan infrastruktur berperan penting dalam transisi ini.
3. Strategi Keanekaragaman Hayati: Green Deal mencakup Strategi Keanekaragaman Hayati komprehensif untuk tahun 2030, yang bertujuan melindungi dan mengembalikan ekosistem, meningkatkan area yang dilindungi UE, dan mengatasi ancaman terhadap keanekaragaman hayati.