REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengidentifikasi lima tahanan yang diharapkan dibebaskan di Amerika Serikat (AS). Pembebasan ini imbalan dari lima warga AS keturunan Iran yang kini ditahan di Teheran dan pelepasan aset miliaran dolar yang pernah dikuasai Korea Selatan.
Tindakan Teheran dan Washington menandakan pertukaran tahanan mengalami kemajuan karena uang yang dulu disimpan dalam mata uang won Korea Selatan diubah menjadi euro dan dipindahkan ke Qatar. Pencarian itu membuat Iran dapat menggunakannya untuk tujuan kemanusiaan.
Dalam pernyataannya kepada Associated Press, juru bicara misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ali Karimi Magham membenarkan daftar tahanan yang ingin dibebaskan oleh Teheran. Berikut daftar lima orang yang akan dibebaskan.
Kaveh Lotfolah Afrasiabi, seorang warga Iran yang didakwa pada 2021. Dia diduga gagal mendaftar sebagai agen asing atas nama Iran saat melobi pejabat AS mengenai isu-isu seperti kebijakan nuklir.
Mehrdad Ansari, warga Iran yang dijatuhi hukuman 63 bulan penjara pada 2021. Dia mendapatkan peralatan yang dapat digunakan dalam rudal, peperangan elektronik, senjata nuklir, dan perlengkapan militer lainnya.
Amin Hasanzadeh, seorang warga Iran dan penduduk tetap AS yang didakwa oleh jaksa pada 2019. Dia diduga mencuri rencana teknik dari majikannya untuk dikirim ke Iran.
Reza Sarhangpour Kafrani, warga Iran yang didakwa pada 2021. Dia diduga mengekspor peralatan laboratorium ke Iran secara tidak sah.
Kambiz Attar Kashani, seorang warga AS keturunan Iran yang dijatuhi hukuman 30 bulan penjara pada Februari 2023. Dia membeli peralatan dan perangkat lunak elektronik AS yang canggih melalui perusahaan-perusahaan di Uni Emirat Arab.
Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar dengan alasan sensitivitas proses yang sedang berlangsung. Namun Washington mengupayakan pembebasan Siamak Namazi, yang ditahan di Iran pada 2015 dan kemudian dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan mata-mata.
AS juga meminta pelepasan Emad Sharghi yang merupakan pemodal ventura dijatuhi hukuman 10 tahun, aktivis konservasi Inggris-Amerika keturunan Iran Morad Tahbaz yang ditangkap pada 2018 dan menerima hukuman 10 tahun penjara. Sedangkan tahanan keempat dan kelima tidak teridentifikasi. Kelimanya menjadi tahanan rumah di sebuah hotel di Teheran.
Partai Republik AS telah mengkritik kemungkinan pertukaran yang sedang dibahas di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Barat mengenai program nuklirnya. Iran pun melakukan serangkaian penyitaan kapal dan serangan yang dikaitkan dengan negara itu.
Pentagon sedang mempertimbangkan rencana untuk menempatkan pasukan AS di kapal komersial di Selat Hormuz, yang merupakan jalur 20 persen dari seluruh pengiriman minyak keluar dari Teluk Persia. Pengerahan besar-besaran pelaut dan marinir AS, bersama dengan F-35, F-16, dan pesawat militer lainnya, juga sedang dilakukan di wilayah tersebut.