Rabu 13 Sep 2023 16:27 WIB

Cina Gugat IAEA Soal Pengawasan Pembuangan Limbah PLTN Fukushima

IAEA menegaskan akan terus mengawasi situasi pascapelepasan limbah PLTN Fukushima

Cina pada Selasa (12/9/2023) menggugat pengawasan Sekretariat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas pelepasan air limbah PLTN Fukushima Jepang ke laut.
Foto: Kyodo News via AP
Cina pada Selasa (12/9/2023) menggugat pengawasan Sekretariat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas pelepasan air limbah PLTN Fukushima Jepang ke laut.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Cina pada Selasa (12/9/2023) menggugat pengawasan Sekretariat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas pelepasan air limbah PLTN Fukushima Jepang ke laut.

“Apa yang disebut pengawasan oleh Sekretariat IAEA tidak diamanatkan Dewan Gubernur badan tersebut atau dibahas oleh negara-negara anggota. Ini hanyalah konsultasi teknis dan dukungan Sekretariat untuk Jepang dan tidak bersifat internasional atau independen,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning dalam konferensi pers.

Baca Juga

Di tengah kritikan atas pelepasan limbah nuklir dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut oleh Jepang, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi pada bulan lalu mengatakan bahwa badan itu melakukan pengumpulan sampel mandiri dan akan terus mengawasi situasi.

"Pada pengambilan sampel oleh badan IAEA baru-baru ini di Fukushima Daichi, tingkat tritium yang diverifikasi pada air yang dilepaskan, berada jauh di bawah batas operasional. Kami akan melanjutkan pengambilan sampel secara mandiri dan mengawasi hingga selesai," kata Grossi.

"Sebanyak 7.800 ton air terkontaminasi nuklir dibuang ke laut, dan masyarakat internasional masih belum diberitahu mengenai pengaturan pengawasan khusus Sekretariat IAEA," kata Mao.

Tokyo mulai membuang limbah nuklir dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima bulan lalu, memicu reaksi kerat dari Cina yang memberlakukan larangan  pada impor hasil laut Jepang.

Sementara itu, pemimpin militer Cina telah menunda kunjungan mereka ke Jepang, yang sepertinya akibat perselisihan baru-baru ini mengenai pelepasan air radioaktif Fukushima yang diolah, menurut keterangan kantor berita Kyodo berbasis di Jepang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement