Kamis 14 Sep 2023 14:43 WIB

Korban Gempa Maroko Frustrasi dengan Lambatnya Bantuan

Korban gempa di Maroko sampai menggunakan keledai untuk mengangkut logistik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
wanita menangis saat mereka berduka atas para korban gempa bumi di Moulay Brahim di provinsi Al Haouz, Maroko, Ahad, (10/9/2023).
Foto:

Sementara itu, di Desa Outaghrri, yang hampir seluruhnya rata dengan tanah dan menyebabkan empat orang tewas, para penyintas menghabiskan lima malam sejak gempa dengan tidur di luar di halaman sekolah. Halaman sekolah menjadi satu-satunya ruang terbuka yang tidak tertutup puing-puing.

“Ini sangat sulit. Dingin sekali,” kata Said Ait Hssaine (27 tahun).

Ait mengatakan, para penyintas takut dengan gempa susulan dan berjuang untuk menerima kematian dan kehancuran yang terjadi.  "Kami menyimpan semuanya di dalam (memori). Anda tahu orang-orang di sini agak keras dan mereka tidak bisa menunjukkan bahwa mereka lemah atau mereka bisa menangis, tapi di dalam hati Anda hanya ingin pergi ke suatu tempat dan menangis," kata Ait.

Desa tersebut baru saja menerima kiriman tenda yang dikeluarkan pemerintah tetapi tenda tersebut tidak kedap air, sehingga menimbulkan kekhawatiran yang serius. “Kehidupan sulit di sini bahkan ketika orang-orang tinggal di rumah mereka. Di sini turun salju. Tenda tidak akan menyelesaikan masalah,” kata Ouazzo Naima (60 tahun) yang kehilangan delapan kerabatnya akibat gempa.

Di Talat N'Yaaqoub, sebuah kota kecil yang mengalami kerusakan parah namun juga telah berubah menjadi pusat bantuan, para pasien dirawat di belakang ambulans yang diparkir dalam barisan panjang di samping tenda kemah bagi para penyintas. Di kota yang sama, siswa berusia 19 tahun, Imane ait Said memeriksa puing-puing rumahnya setelah kembali dari Kota Fez tempat dia belajar.  Dia kehilangan 10 anggota keluarganya akibat gempa tersebut, termasuk saudara laki-lakinya.

“Semua kenangan saya ada di sini, keluarga saya, teman-teman saya, tetangga. Semua orang meninggal dan kehilangan rumahnya di kawasan ini,” ujar Said.

Said juga mengenang adiknya yang meninggal dunia akibat gempa. Said mengatakan, adiknya dikenal sebagai sosok yang sangat baik kepada keluarga dan tetangga sekitar. Banyak tetangga Said yang menangisi kepergian adik dan keluarganya.

“Adik saya adalah anak yang sangat baik, semua tetangga mengenalnya dan menangisi dia ketika dia meninggal, karena setiap kali ada yang meminta sesuatu atau membantu mereka, dia tidak pernah menolak. Dia berprestasi di sekolah, dia baru saja lulus ujian  tahun kedua sekolah menengah tahun ini," kata Said.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement