Sabtu 16 Sep 2023 15:37 WIB

PM Italia Minta Unin Eropa Cegah Kedatangan Migran

Lonjakan kedatangan migran membanjiri pulau kecil Italia Lampedusa pada pekan ini.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Para migran dengan jaket pelampung yang disediakan oleh sukarelawan Ocean Viking, kapal pencari dan penyelamat migran yang dijalankan oleh LSM SOS Mediterranee dan Federasi Palang Merah Internasional (IFCR), masih berlayar dengan perahu kayu saat mereka diselamatkan  Sabtu, 27 Agustus , 2022, sekitar 26 mil laut selatan pulau Lampedusa Italia di laut Mediterania. 87 orang yang selamat, termasuk 3 wanita, 25 anak di bawah umur diselamatkan dalam operasi penyelamatan.
Foto: AP/Jeremias Gonzalez
Para migran dengan jaket pelampung yang disediakan oleh sukarelawan Ocean Viking, kapal pencari dan penyelamat migran yang dijalankan oleh LSM SOS Mediterranee dan Federasi Palang Merah Internasional (IFCR), masih berlayar dengan perahu kayu saat mereka diselamatkan Sabtu, 27 Agustus , 2022, sekitar 26 mil laut selatan pulau Lampedusa Italia di laut Mediterania. 87 orang yang selamat, termasuk 3 wanita, 25 anak di bawah umur diselamatkan dalam operasi penyelamatan.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPEDUSA -- Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni meminta agar Uni Eropa (UE) bertindak bersama untuk mencegah migran melintasi Mediterania dari Afrika Utara, Jumat (15/9/2023). Meloni memposting pesan video di media sosial yang menjanjikan tindakan keras dalam menanggapi lonjakan kedatangan migran yang telah membanjiri pulau kecil Italia Lampedusa pada pekan ini.

Meloni mengatakan, telah menulis surat kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Surat ini meminta Michel untuk menempatkan imigrasi dalam agenda KTT UE pada Oktober.

Baca Juga

"Saya bermaksud untuk mengulangi permintaan untuk misi UE langsung untuk memblokir kepergian kapal migran," kata Meloni.

Pemerintah sayap kanan perdana menteri datang ke kantor berjanji mengekang imigrasi ilegal sejak memimpin pada Oktober tahun lalu. Namun hampir 126 ribu migran telah dilaporkan masuk negara itu sejauh ini tahun ini, hampir dua kali lipat angka tersebut di tanggal yang sama pada 2022.

Lampedusa baru-baru ini menanggung beban dengan sekitar 7.000 pendaratan di sana pada pekan ini saja. Jumlah tersebut lebih dari populasi permanen pulau itu. Kondisi ini akhirnya memicu banding yang berapi-api untuk mendapatkan bantuan dari politikus setempat.

Meloni mengatakan, kabinet akan bertemu pada Senin (18/9/2023). Pertemuan ini untuk meloloskan langkah-langkah darurat termasuk meminta tentara untuk membangun pusat penerimaan yang lebih besar untuk menampung imigran ilegal dan memperpanjang batas waktu yang dapat ditahan.

Sebagian besar perahu migran menuju Italia pergi dari Tunisia. Meloni membantu UE melakukan kesepakatan dengan Negara Afrika Utara pada Juli untuk membendung aliran dengan imbalan pendanaan, tetapi belum diterapkan. Perdana menteri Italia ini pun meminta Komisi Eropa untuk segera mentransfer 250 juta euro ke Tunisa.

Para migran secara bertahap diangkut menjauh dari pusat penerimaan Lampedusa yang berlebihan ke pulau Sisilia yang lebih besar dan bagian lain dari Italia pada Jumat. Prancis sebelumnya telah setuju untuk bekerja dengan Italia untuk melakukan semacam respons UE terhadap krisis.

"Saya ingin mengatakan dengan tulus kepada semua teman Italia kami yang saya percaya itu adalah tanggung jawab UE, seluruh Uni Eropa, untuk berdiri di samping Italia," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) bergabung dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk membagikan beban UE dalam menyelamatkan para migran. Kerja sama ini untuk menyelesaikan penerimaan status pengungsi yang menjadi salah satu masalah paling kontroversial di antara negara-negara anggota.

"Tidak hanya berada di negara bagian depan seperti Italia yang menerima pendatang awal untuk mengakomodasi mereka untuk jangka panjang," kata juru bicara UNHCR Matthew Saltmarsh.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement