REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Hilangnya Menteri Pertahanan China Li Shangfu dari hadapan publik menjadi gejolak baru di antara pejabat tinggi China.
Hal ini memicu ketidakpastian mengenai pemerintahan Presiden Xi Jinping karena tindakan keras keamanan dalam negeri mengalahkan keterlibatan internasional.
Pengamat dan diplomat mengatakan meningkatnya ketidakpastian dapat berdampak pada kepercayaan negara lain terhadap perekonomian terbesar kedua di dunia itu. Menteri Pertahanan China Li Shangfu yang melewatkan pertemuan dengan pejabat Vietnam, terakhir kali terlihat di hadapan publik pada Agustus lalu.
Ia dilaporkan sedang diselidiki atas tuduhan korupsi pengadaan militer. Menteri Luar Negeri Qin Gang yang baru menjabat tiba-tiba menghilang tanpa penjelasan pada Juli lalu.
Di bulan yang sama Pasukan Roket yang merupakan unit elite Angkatan Bersenjata China menggelar perombakan.
Xi sebagai panglima tertinggi kini fokus pada isu-isu domestik. Ia tidak menghadiri pertemuan G20 di India. Pertama kalinya ia melewatkan pertemuan pemimpin dunia setelah satu dekade menjabat.
Dengan meningkatkan ketidakpastiaan, sejumlah diplomat dan pengamat memperhatikan sifat asli rezim Xi.
"Diperlukan asesmen jernih, ini bukan hanya pertanyaan apakah China mitra atau pesaing, ini resiko sumber ekonomi, politik dan militer," kata mantan pejabat Pentagon yang kini menjadi peneliti di National University of Singapore Drew Thompson, Ahad (17/9/2023).
Thompson mengatakan karena lemahnya transparansi mengenai perubahan posisi, muncul berbagai kemungkinan penjelasan.
"Dan hal ini memperburuk krisis kepercayaan yang sedang terjadi di China," kata Thompson.
Kementerian Luar Negeri China belum menanggapi permintaan komentar. Mengenai hilangnya dan penyelidikan Menteri Pertahanan Li, juru bicara kementerian mengatakan ia tidak mengetahui situasinya.
Dewan Negara dan Kementerian Pertahanan tidak menanggapi permintaan komentar. Sejak diangkat pada Maret lalu, Li tokoh China dalam dalam diplomasi militer China.
Di konferensi keamanan tingkat tinggi pada Juni lalu dia mengungkapkan keprihatinan atas operasi militer Amerika Serikat. Dia juga mengunjungi Rusia dan Belarus pada Agustus.
Baca juga: Saat Anda Terbangun Malam Hari dan Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Ini
Dia diperkirakan akan menjadi tuan rumah pertemuan keamanan internasional di Beijing pada Oktober.
Dia juga dijadwalkan mewakili Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada pertemuan para kepala pertahanan regional di Jakarta pada November.
Dengan korupsi yang telah lama merasuki institusi militer dan negara China, beberapa analis dan diplomat percaya tindakan keras anti-korupsi yang dilakukan Xi menandai pembersihan politik di seluruh Partai Komunis.
"Apa pun alasannya, dugaan hal ini dapat terus terjadi dapat berdampak pada kepercayaan aktor asing dalam berinteraksi dengan rekan-rekan China mereka," kata peneliti Mercator Institute for China Studies di Berlin, Helena Legarda.
Penyelidikan dan absennya Li...