Senin 18 Sep 2023 14:36 WIB

Menelisik Tubuh Alien yang Hadir di Kongres Meksiko

Temuan alien sudah lama diabaikan karena dianggap sebagai mumi anak prahispanik

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Beberapa anak terpana menyaksikan jasad yang diduga alien. (ilustrasi)
Foto: AP
Beberapa anak terpana menyaksikan jasad yang diduga alien. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Bagi seorang jurnalis Meksiko dan penggemar lama UFO Jaime Maussan, penemuan-penemuan yang dipaparkan di kongres negaranya adalah salah satu penemuan paling penting dalam sejarah umat manusia. Hanya saja, bagi banyak ilmuwan, dua tubuh mumi kecil dengan kepala memanjang dan tiga jari di masing-masing tangan adalah penemuan yang sudah dibantah.

“Ini adalah hal paling penting yang pernah terjadi pada umat manusia,” kata pria berusia 70 tahun itu berupaya untuk menyadarkan temuan tersebut sambil duduk di kantornya yang penuh dengan karya seni dan perlengkapan berwarna-warni bertema alien.

Baca Juga

“Saya yakin fenomena ini adalah satu-satunya yang memberi kita kesempatan untuk bersatu,” ujar Maussan.

Kawasan bisnis Santa Fe di Mexico City menjadi tempat Maussan berkantor, anggota staf dengan hati-hati membawa dua kotak dengan tutup kaca berisi mayat ke dalam studio dengan layar hijau. Semua orang berkerumun untuk melihat lebih baik.

Mayat-mayat tersebut tampak kuno dan memiliki ciri-ciri yang sama dengan manusia, dua mata, satu mulut, dua lengan, dan dua kaki. Maussan mengeklaim, mereka ditemukan sekitar 2017 di Peru, dekat Garis Nazca pra-Columbus.

Maussan menyatakan bisa membuktikan bahwa mayat tersebut tidak seperti apa pun yang dikenal di Bumi. Melalui media sosial dan dalam persidangan, dia membagikan analisis ilmiah dan hasil penelitian yang menurutnya membuktikan bahwa mayat tersebut berusia sekitar 1.000 tahun dan tidak terkait dengan spesies Bumi mana pun yang diketahui. Salah satu mayat yang digambarkan oleh Maussan sebagai seekor betina, ditemukan memiliki telur di dalamnya.

Bio-antropolog Peru Elsa Tomasto-Cagigao merasa frustrasi karena klaim tersebut masih dipublikasikan, mengutip dugaan temuan serupa yang ternyata merupakan penipuan. “Apa yang kami katakan sebelumnya masih berlaku, mereka mengulangi hal yang sama seperti biasanya dan jika masih ada orang yang tetap mempercayainya, apa yang bisa kami lakukan?" ujarnya.

"Ini sangat kasar dan sederhana sehingga tidak ada lagi yang perlu ditambahkan," ujar Tomasto-Cagigao.

Temuan-temuan seperti itu sebelumnya telah diabaikan oleh komunitas ilmiah...

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement