Rabu 20 Sep 2023 07:20 WIB

Pesona Raja Inggris Pudar di Mata Warga Prancis

Warga Prancis tidak terkesan dengan kunjungan Raja Inggris

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Raja Inggris Charles III dan Ratu Camilla menyapa massa dari balkon Istana Buckingham usai upacara penobatan di London, Sabtu (6/5/2023).
Foto: AP Photo/Frank Augstein
Raja Inggris Charles III dan Ratu Camilla menyapa massa dari balkon Istana Buckingham usai upacara penobatan di London, Sabtu (6/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kunjungan kenegaraan Raja Charles III ke Prancis selama tiga hari mungkin dilihat secara politik sebagai peluang untuk membangun kembali hubungan antara kedua negara. Hanya saja bagi sejumlah warga Paris kunjungan yang mulai dilakukan pada Rabu (20/9/2023) itu tidak terkesan dan akan melewatkan pertemuan tersebut.

Raja berusia 74 tahun dan istrinya Ratu Camilla, akan menjadi tamu kehormatan pada jamuan kenegaraan di Istana Versailles yang berlapis emas. Charles yang fasih berbahasa Prancis seperti ibunya, sangat ingin mengikuti jejak pemimpin Inggris sebelumnya. 

Charles kemungkinan besar akan merujuk pada kasih sayang mendalam mendiang Ratu Elizabeth II terhadap Prancis selama kunjungannya. Meski begitu, warga Paris tetap skeptis.

“Dia hanya anak laki-laki, mereka sudah tua, kita tidak punya sejarah panjang,” kata pensiunan Mireille Mauve.

Sebagai bagian dari kunjungan tersebut, Charles dan Camilla akan menyusuri Champs-Elysees dan melihat pekerjaan restorasi di katedral Notre-Dame setelah kebakaran besar pada 2019 yang menghancurkan atapnya. Akan ada peletakan karangan bunga di Arc de Triomphe, dengan akrobatik Patrouille dari Perancis dan Red Arrows dari Inggris yang merupakan tim aerobatik dari angkatan udara kedua negara, melakukan flypast di awal perjalanan untuk merayakan sejarah dan nilai-nilai bersama kedua negara.

Kunjungan ini juga merupakan kesempatan untuk membangun kembali hubungan yang telah rusak akibat keluarnya Inggris dari Uni Eropa pada 2020. Namun Alexia Aubert yang berusia 15 tahun menilai sejak Elizabeth meninggal, keluarga Kerajaan Inggris tidak lagi sepenting sebelumnya. 

"Raja Charles tidak sepenting dan simbolis Elizabeth, jadi tidak masalah jika dia datang atau tidak," ujar remaja itu.

Menurut tukang kayu Edouard Val de Lievre, monarki Inggris adalah bagian dari cerita rakyat di Inggris.  “Dia (Charles) mewakili penduduk Inggris tapi itu saja, tidak ada yang istimewa bagi saya,"katanya. 

Sedang di Inggris, jajak pendapat menunjukkan Charles kurang populer dibandingkan ibunya, yang mendapat dukungan kuat dari sebagian besar masyarakat. Namun, survei YouGov yang dirilis pada September menemukan, bahwa 60 persen memiliki pandangan positif terhadap dirinya dibandingkan dengan 32 persen yang berpandangan negatif. Hanya saja, generasi muda Inggris cenderung bersikap lebih negatif, termasuk terhadap konsep monarki itu sendiri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement