Jumat 22 Sep 2023 11:47 WIB

Seusai Berkunjung ke Rusia, Kim Jong-un Gelar Pertemuan Politbiro Partai Buruh

Korut dan Rusia sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer dan ekonomi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
File- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dalam rapat pleno Politbiro Partai Buruh di Pyongyang, Korea Utara, Selasa, 27 Desember 2022.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
File- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dalam rapat pleno Politbiro Partai Buruh di Pyongyang, Korea Utara, Selasa, 27 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un membahas langkah-langkah tindak lanjut atas kunjungannya ke Rusia dalam pertemuan formal politbiro Partai Buruh yang berkuasa. Pekan lalu, Kim kembali dari kunjungannya selama seminggu ke Rusia.

Dalam kunjungan tersebut Kim bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Mereka sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer dan ekonomi.

Baca Juga

Pada Rabu (20/9/2023), Kim memberi pengarahan kepada politbiro komite pusat Partai Buruh mengenai kunjungannya. Dalam pertemuan itu, para anggota politbiro mengeksplorasi berbagai macam cara untuk mengimplementasikan hasil kesepakatan dengan Rusia secara praktis dan komprehensif. Mereka juga merumuskan langkah-langkah jangka panjang yang konstruktif untuk mengembangkan hubungan dengan Rusia.

“Dia (Kim Jong-un) menekankan perlunya memperkuat kontak erat dan kerja sama antar bidang terkait kedua negara untuk memperluas dan mengembangkan kerja sama di setiap bidang secara menyeluruh,” kata laporan kantor berita pemerintah, KCNA.

KCNA juga mengatakan, kunjungan Kim menempatkan hubungan bilateral pada tingkat strategis baru sebagai respons terhadap tuntutan era baru, dan membawa perubahan radikal dalam situasi geo-politik dunia.

Seoul dan Washington telah menyatakan kekhawatirannya bahwa Rusia mungkin berusaha memperoleh amunisi dari Korea Utara, untuk menambah persediaan amunisi yang semakin menipis di tengah perang di Ukraina. Sementara Pyongyang mencari bantuan teknologi untuk pengembangan program nuklir dan rudalnya.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB mengatakan, jika Rusia membantu Korea Utara memajukan program senjatanya, akan menjadi provokasi langsung. Seoul dan sekutunya tidak akan tinggal diam.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement