REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menggelar United Nation General Assembly (UNGA) atau Majelis Umum PBB ke-78, mulai 18 hingga 26 September 2023 di New York, AS. Berbagai pemimpin dunia dan perwakilan negara, serta tokoh lembaga dunia memberikan pidatonya di panggung podium aula Majelis Umum PBB itu.
Tentu tidak sembarang mereka yang hadir dan diundang untuk berbicara di panggung podium aula Majelis Umum PBB tersebut. Siapa yang memutuskan orang yang diizinkan masuk, dan diperbolehkan berbicara di Majelis Umum PBB, mereka adalah Komite Kredensial PBB.
Komite Kredensial ditunjuk pada awal setiap sesi reguler Majelis Umum. Komite ini terdiri atas sembilan anggota yang ditunjuk oleh Majelis Umum atas usulan Presiden. Komite melapor kepada Majelis Umum mengenai kredensial para perwakilan.
Namun, ketika menyangkut negara-negara yang dilanda perpecahan politik atau kudeta, badan beranggotakan sembilan orang ini merupakan penjaga gerbang menuju panggung dunia pada pertemuan tahunan Majelis Umum PBB. Komite Kredensial adalah formalitas bagi pemerintah yang diakui secara universal.
Namun, para pemimpin negara dari faksi-faksi di negara-negara yang terpecah belah mengetahui bahwa keputusan komite ini dapat menahan atau memberikan legitimasi yang sangat mereka inginkan - terutama ketika klaim mereka tidak selalu menjadi yang terkuat.
Jadi, bagaimana komite memutuskan siapa yang berbicara untuk negara-negara anggota?
Cara kerja Komite Kredensial tidak banyak mendapat sorotan hingga baru-baru ini - ketika Taliban dan junta militer Myanmar berusaha untuk masuk - dan tetap menjadi "materi yang mengelirukan", kata Richard Gowan, direktur PBB untuk International Crisis Group.
Presiden Majelis Umum mengusulkan para anggota pada awal setiap sesi sepanjang tahun. Rusia, Cina, dan AS telah menduduki kursi komite sejak didirikan pada tahun 1947. Enam kursi lainnya bergilir, dan anggota yang baru terpilih kali ini adalah Andorra, Grenada, Nigeria, Kepulauan Solomon, Suriname, dan Togo.
Komite ini bertemu beberapa kali dalam setahun secara tertutup, mengeluarkan rekomendasi dalam sebuah laporan yang hampir tidak menjelaskan tentang jangka waktu evaluasi atau diskusi mereka. Laporan tahun lalu hanya terdiri dari tiga halaman. Majelis Umum jarang membahas atau memperdebatkan laporan tersebut sebelum menyetujuinya.
"Saya rasa semua orang menganggap Komite Kredensial sebagai sebuah misteri. Komite ini merupakan salah satu badan PBB yang paling tidak transparan," ujar Gowan melalui telepon. "Sampai batas tertentu, semua orang menerima hal ini, karena fakta bahwa badan ini tidak transparan memungkinkannya untuk memalsukan keputusan tertentu dan menendang keputusan-keputusan yang sulit."
Pihak berwenang yang bersengketa dapat mengajukan....