REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah laporan oleh Hindutva Watch menunjukkan di India, umat Muslim kerap menjadi sasaran ujaran kebencian. Terdapat lebih dari 250 pertemuan, yang terdokumentasi mempromosikan ujaran kebencian terhadap umat Islam di 17 negara bagian India, pada paruh pertama tahun 2023.
Laporan yang diberi nama 2023 Half-Yearly Report: Anti-Muslim Hate Speech Event in India menyebut, rata-rata lebih dari satu peristiwa serupa terjadi setiap hari.
Laporan tersebut diterbitkan pada 24 September, menggunakan data tepat waktu (real-time) untuk mengidentifikasi pelanggaran hak asasi manusia di India. Tujuannya, untuk mendokumentasikan peristiwa ujaran kebencian yang diselenggarakan oleh kelompok sayap kanan Hindu, yang menargetkan umat Islam di paruh pertama tahun 2023.
“Yang meresahkan, sebagian besar peristiwa ujaran kebencian ini juga menyebarkan teori konspirasi berbahaya yang menargetkan umat Islam, serta seruan eksplisit untuk melakukan kekerasan, seruan untuk mengangkat senjata, bahkan tuntutan boikot sosial-ekonomi terhadap komunitas Muslim," kata laporan tersebut dikutip di Middle East Eye, Selasa (26/9/2023).
Laporan ini lantas menyoroti meningkatnya pola sentimen anti-Muslim di India sejak tahun 2014 dan seterusnya, yang bertepatan dengan berkuasanya Partai Bharatiya Janata (BJP). Partai tersebut terkenal dengan pandangan nasionalis Hindu-nya.
Menurut laporan tersebut, alih-alih mengatasi masalah ini, banyak perwakilan pemerintah yang justru ikut serta dalam retorika semacam itu. “Beberapa penyebar ujaran kebencian termasuk ketua menteri, legislator dan pemimpin senior BJP yang berkuasa,” lanjut dia.
Tidak hanya itu, dilaporkan pula lonjakan insiden kebencian yang terjadi pada bulan Maret, bertepatan dengan perayaan Hindu Ram Navami pada tanggal 30 Maret. Kekerasan tersebut menyebabkan sedikitnya satu orang tewas, serta toko-toko dan masjid dilaporkan dirusak.
Sepanjang minggu terakhir bulan Maret, sebelum dan selama festival, dilaporkan ada 18 pertemuan ujaran kebencian di seluruh negeri. Hal ini seolah mengisyaratkan potensi dorongan terorganisir untuk memicu kerusuhan pada tanggal tersebut.
Muslim jadi target sejak Modi menjabat?