REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Ketua NATO pada Kamis (28/9/2023), mengumumkan bahwa pihaknya telah menandatangani skema kontrak senilai 2,4 miliar euro (sekitar Rp 39,3 triliun) untuk amunisi utama mendukung Ukraina. Berbicara saat konferensi pers di Kiev usai bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan 1 miliar (Rp 16,3 triliun) dari 2,4 miliar euro adalah instruksi yang pasti.
"Ini meliputi kemampuan artileri 1,55mm, peluru kendali anti-tank serta amunisi tank tempur utama. Ini akan membantu para sekutu mengisi ulang pasokan mereka sambil terus memasok ke Ukraina," katanya, mengutip Anadolu, Kamis (28/9/2023).
Stoltenberg kembali menegaskan bahwa dukungan NATO untuk Ukraina, yang sudah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan aliansi tersebut mengatakan, masa depan Ukraina ada di NATO.
"Selagi kami bekerja sama mempersiapkan anda menghadapi masa depan itu, NATO mendukung Ukraina selama dibutuhkan," tegasnya.
Stoltenberg juga menjelaskan bahwa perang di Ukraina harus berakhir dengan kemenangan Kiev dan bahwa perdamaian, apa pun konsekuensinya, sama sekali bukan perdamaian. Disinggung soal rudal Rusia yang diduga jatuh di dekat perbatasan Ukraina dengan anggota NATO, Rumania, Stoltenberg mengatakan, tidak ada bukti serangan seperti itu sengaja dilakukan untuk Rumania.
Akan tetapi, Stoltenberg mengecam insiden tersebut, menyebutnya sembrono dan mengganggu stabilitas. Sementara itu, Presiden Zelenskyy berterima kasih kepada Stoltenberg atas dukungannya. Dia juga mengatakan bahwa (dukungan) ini sangat penting ketika sejumlah suara menyerukan agar dukungan militer untuk Ukraina dihentikan.
Mengomentari laporan media soal klaim bahwa Iran memasok rudal ke Rusia dan kemudian digunakan untuk menyerang wilayah Ukraina, Zelenskyy menegaskan tidak ada bukti atas klaim tersebut.