Jumat 29 Sep 2023 07:55 WIB

Xi Jinping: Kepercayaan Diri Lebih Berharga daripada Emas

Pernyataan Jinping ini disampaikan dalam perayaan HUT ke-74 Cina.

 Presiden China Xi Jinping.
Foto: AP/Jack Taylor/Pool Agence France Presse
Presiden China Xi Jinping.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping pada Kamis (28/9/2023) meminta masyarakat negara itu untuk memperkuat rasa percaya diri yang 'lebih berharga daripada emas'. Dia menyampaikan hal tersebut dalam pidatonya pada Resepsi Hari Nasional untuk merayakan HUT ke-74 Cina di Balai Agung Rakyat, Beijing.

"Persatuan adalah kekuatan, dan kepercayaan diri lebih berharga daripada emas," kata Xi, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis Cina (PKC).

Baca Juga

Acara megah itu dihadiri oleh Perdana Menteri Li Qiang dan sejumlah pejabat tinggi PKC seperti Zhao Leji, Wang Huning, Cai Qi, Ding Xuexiang, Li Xi, dan Han Zheng, selain sekitar 800 undangan lainnya.

"Kita harus memperkuat rasa percaya diri, membangkitkan semangat, bekerja sama dalam persatuan, terus melewati rintangan dan mengatasi kesulitan, serta dengan teguh bergerak maju menuju tujuan besar membangun negara yang kuat dan meremajakan bangsa," kata Xi, menambahkan.

Menurut dia, selama 74 tahun terakhir, Cina telah berubah dari negara miskin menjadi negara dengan kemakmuran moderat dan memulai perjalanan baru menuju masyarakat modern ala Cina. "Tahun ini merupakan tahun pertama pelaksanaan semangat Kongres Nasional PKC ke-20," katanya.

Pada tahun itu, Cina mengoordinasikan pencegahan dan pengendalian Covid-19 dengan pembangunan ekonomi dan sosial, mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, dan memajukan reformasi partai dan lembaga-lembaga negara secara tertib.

Pemerintah juga merespons bencana banjir di sejumlah daerah, mendorong keterbukaan ke dunia luar, inovasi teknologi dan pembangunan hijau, serta dengan tegas menjaga kedaulatan serta keamanan, kata Xi.

Menurut Xi, perubahan yang terjadi di dunia dalam satu abad terakhir semakin cepat dan lingkungan internasional telah mengalami perubahan besar sehingga Cina pun menghadapi banyak risiko dan tantangan ke depan.

"Kita harus fokus pada peningkatan pembangunan berkualitas tinggi, implementasi konsep pembangunan baru secara penuh, akurat dan komprehensif dan terus mendorong peningkatan berkelanjutan dalam ekonomi dan urusan internal dalam negeri," katanya, menambahkan.

Xi juga mengatakan bahwa Cina akan meneruskan kebijakan "Satu Negara, Dua Sistem" secara komprehensif untuk Hong Kong dan Makau. "Kita harus mematuhi prinsip 'Satu Cina' dan 'Konsensus 1992', mendorong perkembangan hubungan lintas Selat secara damai, memperdalam pembangunan terpadu lintas Selat, menjaga kepentingan fundamental bangsa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di kedua sisi Selat," kata Xi, menegaskan.

Cina merayakan Hari Nasional setiap 1 Oktober sejak 1949, ketika pemimpin Mao Zedong mengibarkan bendera nasional Cina di tengah sekitar 300 ribu orang tentara dalam upacara pendirian Pemerintah Pusat Rakyat Cina di Lapangan Tiananmen, Beijing.

Pada 2 Desember 1949, sebuah resolusi disahkan dalam rapat keempat Panitia Pemerintah Rakyat Pusat yang menyatakan, "Mulai 1950, pada 1 Oktober setiap tahun, adalah Hari Nasional Republik Rakyat Cina," dan hari itu ditetapkan sebagai libur nasional.

Sejak 2000, pemerintah Cina memberlakukan hari libur pada 1-7 Oktober dengan menggabungkan libur akhir pekan. Periode tersebut disebut golden week karena menjadi hari libur terpanjang di Cina.

Pada tahun ini, golden week berlangsung mulai 29 September hingga 6 Oktober. Aktivitas perkantoran di Cina akan kembali normal pada 9 Oktober 2023.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement