REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Beijing memperingatkan bahwa penyelidikan Uni Eropa (EU) terhadap subsidi kendaraan listrik China dapat mengganggu rantai pasok otomotif global. Hal itu juga bertentangan dengan norma-norma perdagangan internasional.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Wang Yi saat melakukan panggilan telepon dengan timpalannya dari Hungaria Peter Szijjarto pada Rabu (27/9/2023) malam. “China berpegang teguh pada jalur pembangunan hijau, rendah karbon, dan berkelanjutan, yang sepenuhnya konsisten dengan arah pembangunan EU,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri China mengutip Wang.
Beijing dan Eropa bukanlah “saingan” melainkan “mitra,” tegas diplomat senior China itu.
“Hungaria diharapkan terus mendorong EU untuk mengadopsi kebijakan kerja sama yang lebih aktif dan terbuka dengan China, bekerja sama dengan China untuk mempraktikkan multilateralisme sejati, menjaga sistem internasional dengan PBB sebagai intinya, dan mendorong pembangunan hubungan China-EU yang sehat dan stabil,” tambahnya.
Sementara itu, Szijjarto menyatakan sikap tegas Hungaria menolak pemutusan hubungan dengan China.
Hungaria berharap kolaborasi erat antara EU dan China, dan tidak mendukung tindakan EU yang dapat menghambat persaingan dan kerja sama yang adil, katanya.
“Eropa dan China akan bekerja sama secara erat, dan (Hungaria) tidak mendukung tindakan apa pun yang diambil EU yang dapat mengancam terciptanya persaingan dan kerja sama yang sehat,” tambah Szijjarto.