Selasa 03 Oct 2023 03:41 WIB

Armenia Desak Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Kepada Azerbaijan

Armenia menuduh Azerbaijan melakukan pembersihan etnis.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Gambar yang diambil dari video yang disediakan oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan pasukan penjaga perdamaian Rusia mengevakuasi warga sipil Nagorno-Karabakh.
Foto: EPA-EFE/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY PRESS SERVIC
Gambar yang diambil dari video yang disediakan oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan pasukan penjaga perdamaian Rusia mengevakuasi warga sipil Nagorno-Karabakh.

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Armenia pada Senin (2/10/2023) mendesak Uni Eropa untuk memberikan sanksi kepada Azerbaijan atas operasi militernya di daerah kantong Nagorno-Karabakh. Armenja memperingatkan, Azerbaijan dapat segera menyerang Armenia kecuali negara Barat mengambil tindakan tegas.

Utusan Armenia untuk Uni Eropa, Tigran Balayan mengatakan, sanksi yang mungkin dijatuhkan antara lain pembatasan harga minyak dan gas Azerbaijan, serta penangguhan pembicaraan Uni Eropa mengenai hubungan yang lebih erat dengan Baku. Balayan  juga mendesak negara-negara Barat untuk memberikan bantuan keamanan kepada Armenia.

Baca Juga

“Bukan hanya pendapat pemerintah Armenia, tapi juga pendapat banyak ahli, juga beberapa negara anggota Uni Eropa bahwa serangan terhadap Armenia akan segera terjadi,” kata Balayan.

Pasukan Azerbaijan menguasai Nagorno-Karabakh, sebuah daerah kantong di wilayahnya yang dihuni oleh etnis Armenia, dalam operasi kilat bulan lalu. Operasi militer ini memicu eksodus lebih dari 100.000 warga Armenia dalam waktu kurang dari seminggu. 

Armenia menuduh Azerbaijan melakukan pembersihan etnis. Namun tuduhan ini dibantah oleh Azerbaijan.

Azerbaijan menegaskan, orang-orang Armenia di  Nagorno-Karabkah dipersilakan untuk tetap tinggal di wilayah tersebut. Azerbaijan juga menegaskan tidak berniat menyerang Armenia.

Namun Balayan mengatakan, jaminan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev tidak dapat dipercaya. Balayan menyebutkan, para pejabat Eropa telah menyatakan bahwa dia melanggar janji untuk tidak menyerang Nagorno-Karabakh. Balayan mengatakan, Uni Eropa mempunyai banyak alat untuk menekan Aliyev. Nagorno-Karabakh harus menanggung akibatnya karena sejauh ini Uni Eropa tidak menggunakan satu pun alat tersebut.

“Kegagalan menggunakan perangkat ini mengakibatkan pembersihan etnis terhadap 100.000 hingga 120.000 penduduk asli Armenia, termasuk keluarga saya sendiri, dari tanah leluhur mereka,” kata Balayan.

Pejabat senior Uni Eropa mengutuk tindakan Azerbaijan. Namun sejauh ini Uni Eropa hanya mengambil sedikit tindakan nyata dalam menanggapi krisis tersebut, selain mengalokasikan bantuan kemanusiaan.

Uni Eropa bergantung pada minyak dan gas Azerbaijan...

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement