REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, setidaknya terdapat 20 negara yang telah menyatakan minat untuk menjalin kemitraan dengan asosiasi BRICS. Pada Agustus lalu, BRICS telah menerima enam anggota baru.
“Dunia kini menjadi multipolar, dengan negara-negara berupaya menemukan mitra yang dapat diandalkan, dan ekspansi BRICS adalah konfirmasi utama akan hal ini,” kata Lavrov saat berbicara di Valdai International Discussion Club, Senin (2/10/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
“Enam negara awalnya bergabung dengan lima negara anggota BRICS dan kemudian, 15 atau 20 negara lainnya, sejauh yang saya tahu, menyatakan niat mereka untuk menjalin hubungan (BRICS) juga,” tambah Lavrov.
BRICS, yang sebelumnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan (Afsel), telah menggelar KTT ke-15 di Johannesburg pada 22-24 Agustus 2023 lalu. Salah satu hasil dari KTT tersebut adalah disetujuinya penambahan enam anggota baru. “Kami memutuskan untuk mengundang Argentina, Mesir, Republik Demokratik, Federal Ethiopia, Republik Islam Iran, Kerajaan Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab untuk menjadi anggota penuh BRICS. Keanggotaan akan berlaku mulai 1 Januari 2024,” kata Presiden Afsel Cyril Ramaphosa, 24 Agustus 2023 lalu.
Dia mengungkapkan, keputusan untuk menerima enam negara tersebut sebagai anggota diambil secara konsensus. “Kami mengambil keputusan secara konsensus dan telah menyetujui prinsip pedoman, standar, kriteria, dan prosedur ekspansi BRICS,” ujar Ramaphosa.
Perdana Menteri India Narendra Modi sempat menyampaikan bahwa para pemimpin BRICS telah menyetujui prinsip-prinsip panduan, standar, kriteria dan prosedur untuk menerima negara-negara anggota baru seiring dengan upaya kelompok tersebut untuk berkembang lebih jauh. Di bawah keketuaan Rusia, BRICS tampaknya akan kembali merangkul anggota baru.
Daftar terbaru negara-negara kandidat untuk keanggotaan BRICS akan disiapkan guna dipertimbangkan pada pertemuan puncak tahunan kelompok tersebut berikutnya. Menurut Sergey Lavrov, bobot, prestise, dan peran masing-masing negara kandidat, serta posisinya di arena internasional diperhitungkan dalam pengambilan keputusan mengenai perluasan BRICS.