Rabu 04 Oct 2023 07:48 WIB

Tak Hanya ke Umat Muslim, Kejahatan Anti-Kristen Oleh Pemukim Yahudi Terus Meningkat

Pemukim Yahudi meludahi jamaah Kristen tanpa alasan saat rayakan Sukkot

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Serangan terhadap umat Kristen meningkat selama akhir pekan di awal hari raya Yahudi Sukkot, ketika puluhan ribu pemukim ilegal Israel berbaris memasuki Yerusalem.
Foto: AP
Serangan terhadap umat Kristen meningkat selama akhir pekan di awal hari raya Yahudi Sukkot, ketika puluhan ribu pemukim ilegal Israel berbaris memasuki Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kejahatan kebencian anti-Kristen yang dilakukan oleh pemukim Israel terus meningkat. Insiden pemukim Yahudi yang meludahi jamaah Kristen di Yerusalem semakin intensif.

Serangan terhadap umat Kristen meningkat selama akhir pekan di awal hari raya Yahudi Sukkot, ketika puluhan ribu pemukim ilegal Israel berbaris memasuki Yerusalem. Sikap tercela pemukim Yahudi itu memicu peningkatan kebencian agama terhadap umat Kristen dan Muslim.

Baca Juga

Video pemukim Israel meludahi jamaah Kristen tanpa alasan diunggah di media sosial.  Gereja-gereja di Yerusalem juga mengonfirmasi bahwa, jumlah serangan terhadap umat Kristen terus meningkat. Patriark Latin Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa mengatakan, rasisme anti-Kristen yang dilakukan Israel bukanlah hal baru.

"Namun, kami merasa bahwa belakangan ini hal tersebut menjadi lebih umum. Ini terkait dengan kelompok dan gerakan ultra-Ortodoks dan agama-Zionis.  Kehadiran kelompok-kelompok ini di Kota Tua (Yerusalem) lebih besar dibandingkan masa lalu.  Tidak ada keraguan bahwa ada para rabi yang menyetujui atau bahkan mendorongnya," ujar Pizzaballa, dilaporkan Middle East Monitor, Selasa (3/9/2023).

Pizzaballa menyalahkan pemerintah ekstrem kanan Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu atas meningkatnya serangan anti-Kristen. “Mungkin sebagian dari gerakan-gerakan ini merasa, bukan bahwa mereka didukung (oleh negara), namun setidaknya mereka dilindungi," kata Pizzaballa

Pizzaballa berpendapat, peningkatan kekerasan terhadap umat Kristiani adalah bagian dari fenomena yang lebih luas. Menurutnya suara-suara moderat tidak lagi terdengar dan suara-suara ekstrem semakin kuat.

"Kami telah menghubungi pihak berwenang dan polisi mengenai masalah ini," ujar Pizzaballa.

Pemukim Israel membela serangan mereka terhadap umat Kristen. Mereka mengatakan bahwa itu adalah bagian dari kebiasaan Yahudi kuno.

Salah satu ekstremis Israel, Elisha Yered, yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan remaja Palestina, Qusai Jamal Maatan, membela tindakan meludah tersebut dalam sebuah postingan di platform media sosial, X. Bahkan menurut Yered, ada keberkatan tersendiri di kalangan umat Yahudi ketika berhadapan dengan umat Kristen.

“Ini saat yang tepat untuk menyebutkan bahwa meludah di dekat pendeta atau gereja adalah kebiasaan Yahudi kuno, dan bahkan ada berkat khusus dalam hukum Yahudi yang harus diucapkan ketika Anda melihat gereja,” kata Yered.

“Mungkin karena pengaruh budaya Barat, kita agak lupa apa itu agama Kristen, tapi menurut saya jutaan orang Yahudi yang menjalani perang salib di pengasingan, penyiksaan Inkuisisi, pertumpahan darah, dan program massal tidak akan pernah melupakannya," ujar Yered.

Para pemimpin Gereja telah memperingatkan, kekerasan anti-Kristen yang dilakukan oleh pemukim Israel telah meningkat tahun ini.  Mereka juga mengeluh bahwa polisi menolak menangani situasi ini dengan cukup serius dan mengidentifikasi meningkatnya daftar insiden kekerasan sebagai tren kejahatan kebencian yang meresahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement