Kamis 05 Oct 2023 06:46 WIB

1.300 Tahanan Palestina Mulai Mogok Makan di Penjara Israel

Mogok makan sebagai bentuk solidaritas terhadap tahanan Palestina Kayed al-Fasfous

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
1.300 tahanan Palestina mogok makan untuk menunjukkan solidaritas terhadap Kayed al-Fasfous yang sudah mogok makan selama 63 hari
Foto: Majdi Mohammed/AP
1.300 tahanan Palestina mogok makan untuk menunjukkan solidaritas terhadap Kayed al-Fasfous yang sudah mogok makan selama 63 hari

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sebuah organisasi non-pemerintah Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan pada Rabu (4/10/2023), bahwa sekitar 1.300 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel memulai mogok makan satu hari. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap tahanan Palestina bernama Kayed al-Fasfous.

Tahanan-tahanan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu Agency, bahwa 1.300 tahanan Palestina yang ditahan di bawah penahanan administratif Israel memulai mogok makan. Mereka menyuarakan solidaritas terhadap al-Fasfous yang telah melakukan mogok makan selama 63 hari.

Baca Juga

Menurut pernyataan LSM tersebut, al-Fasfous telah memasuki situasi kesehatan yang sulit setelah lebih dari 60 hari melakukan mogok makan untuk memprotes penahanan administratifnya. Pria berusia 34 tahun dari kota Dura, barat daya Hebron, ditahan oleh pasukan Israel pada Mei. Dia ditempatkan di bawah penahanan administratif tanpa tuduhan atau pengadilan, sehingga mendorongnya untuk melakukan mogok makan terhadap penahanannya.

Kebijakan penahanan administratif Israel memungkinkan pihak berwenang untuk memperpanjang penahanan tahanan Palestina tanpa batas waktu tanpa tuduhan atau pengadilan. Menurut angka terbaru, hampir 5.200 warga Palestina mendekam di penjara-penjara Israel, termasuk 38 perempuan, 170 anak di bawah umur dan lebih dari 1.200 orang yang ditempatkan di bawah penahanan administratif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement