REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta merayakan Hari Penyatuan Jerman pada Rabu (4/10/2023) malam. Penyatuan kembali Jerman Barat dan Timur yang terjadi pada 3 Oktober 1990 ini digunakan dalam merefleksikan kondisi saat ini.
Duta Besar Jerman untuk Republik Indonesia Ina Lepel menyatakan, reunifikasi saat itu melewati ekspektasi yang diduga oleh banyak pihak. Prosesnya dilakukan dengan sangat damai dan melalui proses yang sangat demokratis.
"Kami orang Jerman pun merayakan momen tersebut dengan seluruh teman dan rekan di seluruh dunia," ujar Ina dalam sambutan di acara tersebut.
Ina pun merefleksikan 33 tahun sudah berlalu sejak reunifikasi dengan beragam hal yang patut dirayakan. Terlebih lagi, reunifikasi Jerman menjadi salah satu bagian dari perkembangan mengakhirinya Perang Dingin, sekaligus perpecahan blok Eropa.
"Pencapain saat ini pun berada dalam tekanan yang mayoritas disebabkan perang Rusia melawan Ukraina," ujar Ina.
Ina menyatakan, dunia menghadapi krisis pangan dan makanan karena perang di Ukraina. Kondisi ini diperparah dengan krisis iklim yang terjadi secara global.
"Kondisi semakin diperburuk oleh dampak krisis iklim global yang mengancam kehidupan masyarakat dengan kebakaran hutan, kekeringan, dan banjir," kata Dubes Jerman itu.
Krisis tersebut dinilai perlu mendapatkan tindakan sesegera mungkin untuk melawannya dengan kerja sama antar negara. Kerja sama ini terlihat dengan hubungan antara Jerman dan Indonesia, termasuk juga kerja sama dengan ASEAN.
"Jerman dan Indonesia terus melanjutkan ikatan yang ada," ujar Ina.
Sedangkan sebagai perwakilan Indonesia, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mengatakan, mengakui hubungan antara Jerman dan Indonesia berjalan sangat baik. "Kerja samanya sangat intensif, dan antisipasi dunia usaha Jerman dalam perekonomian Indonesia sangat baik," katanya.
Prabowo pun menjelaskan, kedua negara melakukan kerja sama teknis dengan bantuan yang diberikan Jerman dalam pembangunan Indonesia terbukti sangat signifikan. Kedua negara pun sering memiliki pandangan yang sama dalam mendukung nilai persatuan bangsa di seluruh dunia.