REPUBLIKA.CO.ID, DOHA — Kementerian Luar Negeri Qatar mengeluarkan pernyataan pada Sabtu (7/10/2023), yang mengatakan bahwa Israel sendiri yang bertanggung jawab atas eskalasi militer yang sedang berlangsung dengan rakyat Palestina.
“Israel (sendiri) bertanggung jawab atas eskalasi yang sedang berlangsung karena pelanggaran berkelanjutan terhadap hak-hak rakyat Palestina, termasuk serangan berulang baru-baru ini ke Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel,” bunyi pernyataan itu dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu (7/10/2023).
Kementerian menekankan "kebutuhan mendesak bagi komunitas internasional untuk memaksa Israel untuk menghentikan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, mematuhi resolusi legitimasi internasional, menghormati hak-hak historis rakyat Palestina."
Kementerian Luar Negeri menegaskan kembali "sikap yang tak tergoyahkan tentang keadilan perjuangan Palestina dan hak-hak sah rakyat Palestina, termasuk pembentukan negara merdeka mereka di perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya."
Qatar juga meminta komunitas Internasional untuk mencegah Israel menggunakan peristiwa ini sebagai alasan untuk meluncurkan perang yang tidak proporsional melawan warga sipil Palestina di Gaza.
Pernyataan juga dikeluarkan oleh Turki, Mesir, Arab Saudi dan Pakistan, mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan segera menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung.
Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka memulai Operasi Badai Al-Aqsa dengan roket yang menargetkan situs musuh, bandara, dan instalasi militer.
Sebagai tanggapan, tentara Israel mengumumkan peluncuran Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza, "memulai operasi skala besar untuk membela warga sipil Israel dari serangan gabungan yang diluncurkan terhadap Israel oleh Hamas."
Kepala Hamas Ismail Haniyeh menggambarkan tindakan hari ini sebagai heroik. Dia juga mengatakan bahwa tindakan itu sebagai tanggapan atas kekerasan yang dipaksakan oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal terhadap warga sipil Palestina dan penyerbuan Masjid Al Aqsa.
Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan negaranya siap berperang.