REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Brigade Al Qassam, sayap bersenjata kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengatakan bahwa Operasi Badai Al Aqsa berjalan sesuai rencana untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas agresinya. Brigade Al Qassam mengumumkan dimulainya "Operasi Badai Al-Aqsa" dengan serangan roket yang menargetkan beberapa lokasi musuh, bandara, dan instalasi militer.
"Operasi Badai Al-Aqsa berjalan sesuai rencana," kata juru bicara kelompok itu, Abu Ubaida, dalam sebuah pernyataan, menurut saluran satelit Al-Aqsa yang berafiliasi dengan Hamas, Sabtu (7/10/2023).
Dia menyatakan bahwa melalui serangan ini, perlawanan Palestina dilakukan untuk menuntut pertanggungjawaban Israel atas agresinya terhadap Masjid suci Al Aqsa dan para pejuang Palestina yang ditahan.
"Ini adalah kesempatan bersejarah untuk mengalahkan pendudukan," lanjut juru bicara tersebut, dengan menyerukan kepada warga Palestina di Tepi Barat dan di dalam Israel untuk "terlibat dalam pertempuran."
Israel menyatakan dalam "kondisi siap berperang" setelah beberapa faksi Palestina di Jalur Gaza menembakkan rentetan roket pada Sabtu pagi ke wilayah Israel, menurut laporan Otoritas Penyiaran Israel. Salvo roket ditembakkan dari beberapa lokasi berbeda di wilayah kantong tetapi sistem pertahanan Iron Dome Israel mencegat banyak di antara serangan tersebut, menurut koresponden Anadolu.
Sedikitnya 20 warga Israel tewas dan lebih dari 540 orang lainnya luka-luka sejak Sabtu pagi dalam serangan roket dari Jalur Gaza, menurut laporan media.
Israel mengerahkan pasukannya untuk menangani penyusunan orang-orang bersenjata Palestina dari Gaza, tambah Army Radio. Puluhan pesawat tempur Israel menyerang 21 lokasi Hamas di Gaza, menurut kalian tentara Israel dalam sebuah pernyataan. Sementara itu, Brigade Al Quds Palestina mengklaim telah menangkap sejumlah tentara Israel di Gaza.