REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Reporters Without Borders (RSF) mengatakan, sebanyak dua jurnalis foto Palestina terbunuh di dekat Gaza. Mereka mengutuk pembunuhan tersebut dan mendesak semua pihak untuk melindungi wartawan.
Kelompok yang bermarkas di Paris tersebut mengatakan dikutip dari Anadolu Agency, para jurnalis foto tersebut terbunuh saat meliput pada Sabtu (7/10/2023). Mereka ketika itu meliput serangan terhadap Israel yang dilakukan oleh sayap militer Hamas, Brigade Kassam, dan tanggapan yang dilakukan Israel.
Hamas melancarkan Operation Al Aqsa Flood pada Sabtu. Kelompok yang memimpin Gaza itu mengatakan, serangan mendadak itu sebagai respons terhadap penyerbuan Masjid Al Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim. Dikatakan bahwa mereka menembakkan roket dan menangkap banyak warga Israel.
Menanggapi serangan Hamas, tentara Israel melancarkan Operation Swords of Iron terhadap kelompok Palestina di Jalur Gaza. Bahkan tentara Israel memerangi pejuang Hamas di jalan-jalan Israel selatan pada Ahad (8/10/2023) dan melancarkan serangan balasan yang meratakan bangunan di Gaza.
Warga sipil menanggung telah kerugian yang sangat besar atas kekerasan yang dilakukan kedua belah pihak. Media Israel mengutip pejabat layanan penyelamatan mengatakan, sedikitnya 300 orang tewas di Israel, termasuk 44 tentara. Sementara para pejabat di Gaza mengatakan, 313 orang meninggal di wilayah tersebut. Seorang pejabat Israel mengatakan militer telah membunuh 400 militan dan menangkap puluhan lainnya.
Badan PBB untuk Palestina UNRWA mengatakan, lebih dari 20 ribu warga Palestina meninggalkan wilayah perbatasan Gaza untuk masuk lebih jauh ke dalam wilayah tersebut dan berlindung di sekolah-sekolah PBB. Israel menyatakan telah menyerang 426 sasaran di Gaza, meratakan bangunan tempat tinggal dengan ledakan besar.