“Dia menjelaskan sumber kesenjangan tersebut, dan bagaimana kesenjangan tersebut berubah seiring berjalannya waktu serta bagaimana kesenjangan tersebut bervariasi sesuai tahap perkembangannya. Oleh karena itu, tidak ada kebijakan tunggal,” kata Hjalmarsson.
Goldin (77 tahun) mengatakan apa yang terjadi di rumah-rumah penduduk mencerminkan apa yang terjadi di tempat kerja. Perempuan sering kali mengambil pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk dihubungi di rumah atau pekerjaan yang seringkali dibayar lebih rendah.
“Cara-cara kita untuk menyeimbangkan atau menciptakan lebih banyak kesetaraan pasangan juga mengarah pada lebih banyak kesetaraan gender,” kata Goldin.
Goldin harus menjadi detektif data saat dia berusaha mengisi data yang hilang untuk penelitiannya. Sepanjang sejarah, catatan pasar tenaga kerja yang sistematis tidak ada, dan jika memang ada, informasi tentang perempuan pun hilang.
“Jadi bagaimana Claudia Goldin mengatasi tantangan hilangnya data ini? Dia harus menjadi seorang detektif untuk menggali arsip guna menemukan sumber data baru dan cara kreatif menggunakannya untuk mengukur hal-hal yang tidak diketahui ini,” kata Hjalmarsson.
Dalam analisis Goldin, peran perempuan di pasar kerja dan gaji yang diterimanya tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan sosial dan ekonomi secara luas. Hal ini juga sebagian ditentukan oleh keputusan individu mengenai berapa banyak pendidikan yang akan diperoleh.
Selanjutnya...