REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Senin (9/10/2023) menyebut serangan Hamas terhadap Israel mencerminkan serangan serupa yang dilakukan oleh ISIS. Netanyahu menyebut, penyanderaan yang dilakukan Hamas setara dengan tindakan brutal yang dilakukan ISIS.
“Kekejaman yang dilakukan Hamas belum pernah terlihat sejak kekejaman ISIS. Anak-anak yang terikat dieksekusi bersama keluarganya. Pria dan wanita muda ditembak dari belakang, dieksekusi. Kengerian lainnya tidak akan saya jelaskan di sini,” kata Netanyahu, dilaporkan Al Arabiya.
“Kami selalu tahu siapa Hamas. Kini seluruh dunia mengetahuinya. Hamas adalah ISIS. Dan kita akan mengalahkannya seperti dunia yang tercerahkan mengalahkan ISIS. Musuh keji ini menginginkan perang dan mereka akan berperang,” ujar Netanyahu.
Netanyahu juga mengatakan, Israel telah melancarkan serangan sengit di Jalur Gaza. Netanyahu meminta oposisi Israel untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional.
“Saya menyerukan kepada para pemimpin oposisi untuk segera membentuk pemerintahan darurat persatuan nasional tanpa prasyarat apa pun,” kata Netanyahu.
Hamas melancarkan operasi militer baru terhadap Israel. Dalam pernyataan publik yang jarang terjadi, pemimpin sayap militer Hamas, Mohammed Deif mengatakan, 5.000 roket telah ditembakkan ke Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi untuk memulai Operasi Badai Al-Aqsa.
“Kami memutuskan untuk mengatakan cukup sudah,” kata Deif, sembari mendesak semua warga Palestina untuk menghadapi Israel.
Deif, yang selamat dari berbagai upaya pembunuhan Israel, tidak muncul di depan umum. Pesannya disampaikan dalam sebuah rekaman.
Militan Palestina di Jalur Gaza pada Sabtu melakukan infiltrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel selatan. Hal ini mendorong Israel memerintahkan penduduk di seluruh wilayah tersebut untuk tetap berada di dalam rumah. Infiltrasi terjadi ketika militan menembakkan puluhan roket ke Israel.
Infiltrasi ini merupakan tanggapan keras Hamas atas penindasan Israel yang terus berlangsung terhadap warga Palestina. Mulai dari penggusuran terhadap warga Palestina, perusakan sumber mata air bagi warga Palestina, dan peningkatan kekerasan yang terjadi di wilayah pendudukan Tepi Barat. Termasuk penyerbuan para pemukim Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan pasukan keamanan Israel.