REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV -- Lewat situs resmi bandara dan maskapai Israel, Israir dan Arkia mengatakan mereka menambah penerbangan untuk pasukan cadangan. Meski begitu, prospek konflik juga membuat sektor khawatir mengenai kekurangan staf.
Penerbangan tersebut dilakukan setelah Israel mengatakan akan memanggil 300 ribu pasukan cadangan dan memperingatkan warga Palestina di Gaza untuk melakukan evakuasi. Hal ini dapat menandakan rencana serangan besar-besaran dalam merespon serangan Hamas akhir pekan lalu.
Sementara itu, banyak maskapai besar yang membatalkan penerbangan ke dalam dan keluar Israel. Maskapai domestik meningkatkan kapasitasnya setidaknya selama beberapa hari kedepan. Banyak warga Israel yang pergi keluar negeri selama liburan hari besar Yahudi pekan lalu.
Pada Selasa (10/10/2023) di situs resminya Israir mengatakan mereka menawarkan penerbangan dari Larnaca di Turki, Corfu di Yunani dan Batumi di Georgia untuk membantu membawa pulang warga Israel. Maskapai Arkia juga menawarkan penerbangan dari Athena, Yunani ke Eliat di selatan Israel dan dari Marrakesh di Maroko ke Tel Aviv.
Maskapai El Al menambah penerbangan dari Athena. El Al menambahkan meski mereka tidak menawarkan penerbangan bagi pasukan cadangan, mereka mencoba menjaga harga tiket tetap terjangkau.
Juru bicara maskapai itu mengatakan harga tiket pasukan cadangan yang datang dari Amerika Serikat (AS)sebesar 900 dolar AS, dari Bangkok, Thailand sebesar 650 dolar AS dan penerbangan dari Eropa yang kurang dari empat 300 dolar AS.
Namun kekhawatiran kekurangan staf semakin kuat di sektor penerbangan. Kemungkinan mereka harus mengurangi jumlah penerbangan.
"Sejauh ini, kami hanya menerima sedikit notifikasi pembatalan penerbangan dari maskapai-maskapai tapi maskapai-maskapai besar menawarkan fleksibilitas dalam ketentuan pembelian tiket untuk menahan keberangkatan," kata Direktur Pelaksana perusahaan perjalanan Prancis, Digitrips, Emilie Dumont."Kami memperkirakan akan semakin banyak maskapai yang melakukan pembatalan pada pekan ini," katanya.
Israir mengatakan jadwal penerbangannya dapat menurun dalam beberapa hari ke depan. Karena banyak kru dari luar negeri yang diminta meninggalkan Israel sementara kru domestik juga direkrut untuk berperang.
Penerbangan yang mengevakuasi orang asing juga meninggalkan bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Islandia mengatakan pihaknya telah menerbangkan 126 warga Islandia, lima warga Faroe, empat warga Norwegia, dan 12 warga Jerman yang terdampar di Israel dari Amman, Yordania, dengan pesawat yang disponsori pemerintah.
Otoritas bandara Israel mengatakan 67.000 penumpang diperkirakan melakukan perjalanan melalui Ben Gurion pada Selasa. Lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata 80.000 penumpang dalam keadaan normal.
Pihak berwenang menambahkan mereka akan membatasi penerbangan ke Terminal 3 bandara Ben Gurion karena masalah keamanan. “Semua klien kami yang berencana berangkat minggu ini telah membatalkan perjalanannya,” kata Dumont.
Ia mengatakan pada akhir pekan lalu asosiasi agen perjalanan Prancis, Union of Tour Operating Companies (SETO) merekomendasikan penumpang untuk membatalkan atau menunda semua keberangkatan ke Israel hingga 13 Oktober.