Kamis 12 Oct 2023 06:25 WIB

Hamas Kecam Pidato Joe Biden Tentang Serangan Israel ke Gaza

Pidato Biden tidak menyinggung pembantaian yang dilakukan Israel ke rakyat Palestina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Presiden AS Joe Biden (tengah) menyampaikan pidatonya mengenai serangan Hamas di Israel dari Ruang Makan Negara Gedung Putih di Washington, DC, AS, 10 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Presiden AS Joe Biden (tengah) menyampaikan pidatonya mengenai serangan Hamas di Israel dari Ruang Makan Negara Gedung Putih di Washington, DC, AS, 10 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok gerakan perjuangan Palestina, Hamas mengecam dan menyesalkan pernyataan-pernyataan yang menurut menghasut dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Hamas mengatakan pernyataan ini disampaikan bertepatan dengan agresi biadab penjajah Israel ke Jalur Gaza dan wilayah Palestina yang terjajah.

"Komentar tersebut merupakan upaya untuk menutupi kejahatan dan terorisme pemerintah penjajah Israel terhadap rakyat Palestina," kata Hamas di situs resminya, Rabu (11/10/2023)  

Baca Juga

Hamas mengatakan dalam pidatonya Biden tidak menyinggung tentang pembantaian yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina "dengan darah dingin dan di depan mata dunia".

Hamas menambahkan pidato Biden berisi kekeliruan politik dan hukum. Kelompok itu mengatakan Biden terang-terangan berpihak pada penjajah kolonial yang paling keji di Timur Tengah dan memberikan dukungan penuh bagi Israel untuk melanjutkan pembantaian terhadap wanita, anak-anak, dan orang tua yang tak berdaya.

"Dan menggunakan bentuk hukuman kolektif yang paling mengerikan terhadap lebih dari dua juta orang di Gaza, yang secara terang-terangan merupakan pelanggaran terhadap semua norma dan konvensi internasional," kata kelompok gerakan tersebut.    

Hamas merupakan gerakan yang memperjuangkan pembebasan Palestina dan perlawanan terhadap pendudukan Israel. Hamas mengatakan mereka membela rakyat Palestina serta hak-hak mereka untuk merekda dan menentukan nasib sendiri.

Hamas mengatakan Operasi Banjir Al-Aqsa diluncurkan akhir pekan lalu untuk membela rakyat Palestina dan para tahanan serta Masjid Al-Aqsa dan mengakhiri agresi, pengepungan, dan pendudukan Israel atas tanah air mereka.

Hamas menyerukan kepada pemerintah AS untuk mempertimbangkan kembali posisinya dan membalikkan kebijakan standar ganda yang mendukung pendudukan Israel.

Gerakan perlawanan Palestina itu menegaskan rakyat Palestina memiliki hak untuk mempertahankan tanah air mereka dan tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen, termasuk Masjid Al-Aqsa.

"Sampai mereka mencapai aspirasi yang sah untuk pembebasan, kepulangan, dan pendirian sebuah negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," kata Hamas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement