Kamis 12 Oct 2023 15:39 WIB

Sebelas Staf UNRWA Tewas dalam Serangan Israel di Jalur Gaza

UNRWA beroperasi di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Anak-anak Palestina yang melarikan diri bersama orang tuanya dari rumah mereka di kamp pengungsi Palestina di Ein el-Hilweh, berkumpul di halaman belakang sekolah UNRWA.
Foto: AP Photo/Mohammed Zaatari
Anak-anak Palestina yang melarikan diri bersama orang tuanya dari rumah mereka di kamp pengungsi Palestina di Ein el-Hilweh, berkumpul di halaman belakang sekolah UNRWA.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Serangan balasan Israel ke wilayah Gaza tidak hanya menimbulkan korban jiwa dari warga sipil dan pejuang Hamas, setidak 11 staf personil UNRWA atau Badan Pengungsi PBB untuk Palestina tewas dalam bertugas. Wakil Direktur UNRWA Urusan Gaza, Jenifer Austin memastikan hal itu dalam keterangan resmi UNRWA, Rabu (11/10/2023).

"Saya sangat sedih mengonfirmasi bahwa 11 rekan kerja UNRWA telah terbunuh sejak 7 Oktober lalu di Jalur Gaza. Mereka termasuk lima guru di sekolah-sekolah UNRWA, satu dokter kandungan, satu insinyur, satu konselor psikologis dan tiga staf pendukung," kata Austin.

Baca Juga

Beberapa di antaranya, sebut dia, meninggal di rumah mereka bersama keluarganya. Austin menyampaikan duka mendalam atas peristiwa ini.

"UNRWA berduka atas kehilangan ini dan turut berduka bersama rekan-rekan kami dan keluarga korban," ujarnya.

Mereka para pengungsi Palestina yang terdaftar di wilayah operasi Badan ini berhak mendapatkan perlindungan internasional, sambil menunggu solusi yang adil dan langgeng bagi penderitaan mereka. Dan ia juga menegaskan seharusnya staf PBB dan warga sipil harus dilindungi setiap saat selama konflik. 

"Kami menyerukan agar pertempuran segera diakhiri agar tidak ada lagi nyawa warga sipil yang melayang," kata dia.

UNRWA adalah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mendirikan UNRWA pada tahun 1949.

Badan internasional ini berdiri dengan mandat untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan perlindungan kepada para pengungsi Palestina.

UNRWA beroperasi di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Yordania, Lebanon, dan Suriah. Puluhan ribu pengungsi Palestina yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian mereka akibat konflik 1948 masih terus mengungsi dan membutuhkan bantuan, hampir 75 tahun kemudian.

UNRWA membantu para pengungsi Palestina mencapai potensi penuh mereka dalam pembangunan manusia melalui layanan kebutuhan yang lebih manusiawi. Kebutuhan yang disediakan UNRWA diberikan dalam bidang pendidikan, perawatan kesehatan, bantuan dan layanan sosial, perlindungan, infrastruktur dan peningkatan kamp, keuangan mikro, dan bantuan darurat. 

UNRWA didanai hampir seluruhnya oleh kontribusi sukarela dari donasi internasional. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement