REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pemain kriket Pakistan, Muhammad Rizwan, telah menghadapi reaksi keras di India karena mendedikasikan kemenangan timnya dalam laga Piala Dunia Kriket, untuk warga Palestina di Gaza. Rizwan dan timnya, menang melawan Sri Lanka, namun ia mendedikasikan kemenangan itu untuk rakyat Gaza, yang mengalami blokade oleh tentara Israel beberapa hari terakhir.
Rizwan ditetapkan sebagai pemain terbaik pertandingan setelah ia mencetak skor terbaik bagi Pakistan selama hampir satu abad negara itu diperkenalkan dengan permainan ini. Ia menyelesaikan pengejaran lari tertinggi yang pernah ada dalam turnamen untuk mengalahkan Sri Lanka dengan enam wicket di Hyderabad, India.
"Ini untuk saudara-saudara kita di Gaza," tulisnya dalam sebuah posting di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, pada hari Rabu (10/10/2023) lalu.
Penjaga gawang berusia 31 tahun ini juga menulis sebuah pesan belasungkawa untuk orang-orang yang terkena dampak gempa bumi di Afghanistan. Tetapi dukungannya terhadap Palestina yang terkepung telah menarik reaksi dari para penggemar kriket, khususnya di India.
Pakistan akan menghadapi rival bebuyutan mereka, India, pada pertandingan berikutnya di Ahmedabad pada hari Sabtu ini (14/10/2023). Beberapa penggemar India telah meminta Dewan Pengawas Kriket India (BCCI) untuk memboikot pertandingan tersebut dan melarang Rizwan untuk bermain di turnamen tersebut.
Beberapa penggemar India meminta Dewan Kriket Internasional (ICC) untuk melarang Rizwan karena postingannya yang "benar-benar gila". Seorang penggemar India mengkritik BCCI yang "tidak peduli" karena memberikan para pemain kriket Pakistan "sebuah platform untuk agenda Palestina" yang akan "menghasut para pendukung Hamas dan Palestina di India".
Sementara itu, jurnalis India, Sudhir Chaudhary menulis di X bahwa: "#ICCCricketWorldCup23 ini bukan hanya sekedar pertandingan kriket tetapi juga merupakan ajang pertarungan ideologi politik dan agama."
ICC sebelumnya telah memutuskan untuk melarang para pemain membuat pernyataan politik, meskipun mereka bebas menggunakan platform media mereka sendiri di luar lapangan pertandingan.
Pada tahun 2014, badan pengatur global ini melarang pemain serba bisa asal Inggris, Moeen Ali, untuk mengenakan gelang bertuliskan "Save Gaza" dan "Bebaskan Palestina".
Dan pada tahun 2019, MS Dhoni dari India diperintahkan oleh ICC untuk melepaskan sarung tangan dengan logo belati yang kontroversial - yang tampaknya merupakan simbol militer - dalam pertandingan Piala Dunia melawan Australia.
Namun, sepertinya kecil kemungkinan BCCI akan mengambil tindakan atas pernyataan Rizwan. Laporan-laporan di media India mengindikasikan bahwa BCCI memperlakukan pertandingan hari Sabtu sebagai acara utama Piala Dunia Kriket dan telah merencanakan upacara pra-pertandingan yang megah setelah memutuskan untuk tidak mengadakan upacara pembukaan pada hari pembukaan turnamen.
Perlakuan khusus yang disediakan untuk pertandingan hari Sabtu tidak luput dari kritikan beberapa penggemar India. Mereka mengatakan bahwa BCCI tidak akan memboikot tim Pakistan dalam pertandingan terbesar di turnamen ini.
Israel terus menggempur Gaza dengan serangan udara, menewaskan lebih dari 1.400 orang setelah menempatkan daerah kantong tersebut di bawah "pengepungan total" sejak minggu lalu. Hal ini merupakan respon dari serangan mendadak yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas di Israel pada hari Sabtu, yang menewaskan sedikitnya 1.300 orang.