REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pasukan khusus yang merupakan sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, telah merilis rekaman yang menunjukkan cara para pejuangnya memperlakukan anak-anak pemukim Israel ketika serangan pada 7 Oktober 2023. Video ini menunjukan pasukan itu memperlakukan anak-anak dengan penuh kasih dan perhatian.
Video yang tersebar di media sosial ini memperlihatkan beberapa pasukan yang berada di sebuah rumah menggendong dan menenangkan seorang bayi. Sedangkan dalam adegan lain terdapat seorang anak laki-laki yang juga dipangku oleh seorang pasukan.
Kedua anak tersebut disebut sebagai anak dari pemukim Israel. Dalam video yang berdurasi 26 detik dibagikan akun Quds News Network di X, tidak tampak orang tua dari kedua anak tersebut.
Video ini menegaskan klaim Hamas yang membantah tuduhan membunuh warga sipil, termasuk anak-anak, dalam serangan ke Israel pekan lalu. Hamas meminta media untuk menjaga objektivitas dan profesionalisme. Mereka menyatakan, agar media tidak secara terang-terangan dan membabi buta mengadopsi narasi Israel.
Media coverage: "Al Qassam Brigades has released footage showing the way its fighters treated Israeli settlers' children last Saturday during operation #AlAqsaFlood." #Gaza pic.twitter.com/mOqvdnIcFe
— Quds News Network (@QudsNen) October 13, 2023
Sejak awal konflik baru-baru ini, berbagai media melaporkan bahwa anggota Hamas memenggal kepala anak-anak Israel. Penyataan tersebut pun akhirnya diketahui palsu setelah pemerintah Israel tidak bisa mengkonfirmasi kebenaran soal klaim tersebut.
Justru Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) menyatakan, korban pemboman di Jalur Gaza oleh Israel termasuk sejumlah besar anak-anak. Juru bicara UNICEF James Elder mengutip angka dari Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, laporan angka terbaru menunjukan 447 anak telah terbunuh di Gaza.
Elder mengatakan dikutip dari Anadolu Agency, ratusan anak-anak dibunuh dan terluka setiap jam di Gaza. UNICEF menegaskan, demi keselamatan anak-anak, gencatan senjata dan koridor kemanusiaan diperlukan di Gaza.
“Kami takut dengan pemandangan yang datang dari Gaza. Banyak anak-anak yang menjadi korbannya,” kata UNICEF pada Jumat (13/10/2023).