REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan organisasi sosial kemanusiaan MER-C, Fikri, mengatakan bahwa serangan yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan 2.215 warga Palestina, berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina pada Sabtu, 15 Oktober 2023.
"Sebanyak 614 di antaranya anak-anak dan 370 wanita," kata Fikri dalam sebuah laporan langsung dari Jalur Gaza yang disampaikan melalui akun media sosial resmi MER-C di Instagram, X, Facebook dan TikTok, pada Ahad (15/10/2023).
Untuk korban luka-luka, laporan itu mencatat hampir 8.714 orang cedera, di mana sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Selain mencatat jumlah korban, relawan MER-C tersebut juga mengatakan masih mendengar serangan bom dari Israel, yang menyerang Gaza dari jalur darat, udara dan laut, sehingga menimbulkan banyak korban berjatuhan.
Sementara itu, Fikri juga mendapat laporan dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menyebutkan ada sekitar 300 korban meninggal yang dilarikan ke rumah sakit itu.
Sementara korban luka yang ditangani di rumah sakit itu mencapai 1.500 orang, dengan masih banyak lagi korban luka yang masih menjalani rawat inap di Rumah Sakit Indonesia.
Saat ini, Fikri mengatakan tidak banyak aktivitas yang dilakukan warga di Gaza karena ratusan ribu di antaranya telah mengungsi ke tempat yang mereka anggap aman, seperti di sekolah-sekolah milik PBB dan juga beberapa rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Indonesia.
Sementara itu, warga di Jalur Gaza juga disebutkan mengalami krisis pangan, listrik dan air bersih.
"Saya sudah dua kali ke minimarket semenjak perang ini terjadi. Banyak sekali rak-rak makanan yang sudah kosong dan obat-obatan juga terus menipis karena banyak korban yang terus berjatuhan," katanya.
Fikri berharap gerbang perbatasan antara Mesir dan Gaza bisa cepat dibuka sehingga bantuan-bantuan dari negara lain bisa cepat masuk dan disalurkan kepada masyarakat di Gaza yang membutuhkan.