Selasa 17 Oct 2023 06:14 WIB

Presiden AS Joe Biden Dikabarkan akan Kunjungi Israel pada Rabu

Kunjungan Biden ke Israel sebelumnya pada Juli 2022.

President Joe Biden speaks during a meeting with his Cabinet in the Cabinet Room of the White House in Washington, Monday, Oct. 2, 2023. Secretary of State Antony Blinken looks on at left.
Foto: AP Photo/Susan Walsh
President Joe Biden speaks during a meeting with his Cabinet in the Cabinet Room of the White House in Washington, Monday, Oct. 2, 2023. Secretary of State Antony Blinken looks on at left.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden diperkirakan akan berkunjung ke Israel pada Rabu (18/10/2023), menurut pemberitaan stasiun televisi Israel Channel 12. Belum ada konfirmasi resmi dari Gedung Putih ataupun dari pemerintah Israel terkait kunjungan Biden tersebut.

Pada Ahad (15/10/2023), Channel 12 melaporkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan undangan kepada Biden agar presiden AS itu melakukan kunjungan ke Israel. Kedatangan Biden di Israel, menurut Netanyahu, akan menjadi bukti solidaritas AS di tengah perang yang berkecamuk antara Israel dan Palestina.

Baca Juga

Kunjungan Biden ke Israel sebelumnya pada Juli 2022.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel pada Senin untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat Israel. Sebelum ke Israel, Blinken melakukan lawatan ke Yordania, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Mesir.

Sepuluh hari setelah konflik dengan kelompok Palestina Hamas mulai pecah, Israel terus melancarkan pengeboman dan memblokade Jalur Gaza. UNRWA, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertugas membantu pengungsi Palestina, menyebutkan lebih dari satu juta orang di Gaza, hampir setengah dari total penduduk, terusir dari wilayah itu.

Gaza sedang mengalami krisis kemanusiaan yang parah. Tidak ada listrik di wilayah itu. Makanan, bahan bakar, pasokan obat-obatan juga sudah mulai habis.

Sementara itu, banyak warga sipil terpaksa mengungsi ke Gaza bagian selatan setelah Israel mengeluarkan peringatan agar daerah-daerah di bagian utara dikosongkan dari keberadaan warga.

Pertempuran pecah ketika Hamas pada 7 Oktober meluncurkan Operasi Banjir Al Aqsa, yang merupakan serangan mendadak di segala lini terhadap Israel. Serangan Hamas itu dilancarkan melalui berondongan tembakan roket serta penyusupan para personelnya ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas menyatakan operasi itu dilaksanakan sebagai pembalasan atas penyerbuan terhadap Masjid Al Aqsa serta karena peningkatan kekerasan oleh kalangan pemukim.

Israel kemudian meluncurkan Operasi Pedang Besi terhadap target-target Hamas di Jalur Gaza. Jumlah warga Palestina yang tewas dalam rentetan serangan Israel di Gaza sudah meningkat menjadi 2.750 orang, termasuk 750 anak.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement