Selasa 17 Oct 2023 11:46 WIB

Penembakan di Belgia Tewaskan Dua Orang

Tidak ada bukti bahwa penyerang memiliki kaitan dengan perang Israel-Palestina

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Sebanyak dua warga negara Swedia meninggal dan yang ketiga terluka dalam kondisi kritis akibat penembakan di Brussels pada Senin (16/10/2023) malam
Foto: AP
Sebanyak dua warga negara Swedia meninggal dan yang ketiga terluka dalam kondisi kritis akibat penembakan di Brussels pada Senin (16/10/2023) malam

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sebanyak dua warga negara Swedia meninggal dan yang ketiga terluka dalam kondisi kritis akibat penembakan yang terjadi di pusat Kota Brussels pada Senin (16/10/2023) malam.

Tersangka melarikan diri dari tempat kejadian setelah penembakan terjadi. Serangan ini terjadi ketika pertandingan sepak bola antara Belgia dan Swedia akan segera dimulai.

Penembakan ini pun memicu perburuan besar-besaran dan mendorong Belgia untuk meningkatkan kewaspadaan teror ke tingkat tertinggi. Mereka meminta warga di Brussel untuk tetap tinggal di dalam rumah sampai ancaman tersebut berakhir. Staf Komisi Eropa juga disarankan untuk tetap berada di dalam rumah.

"Karena kemungkinan adanya motif teroris di pihak pelaku, penyelidikan berada di tangan kantor kejaksaan federal," ujar Menteri Dalam Negeri Belgia Annelies Verlinden.

Jaksa federal Belgia mengatakan, tidak ada bukti bahwa penyerang yang masih berkeliaran memiliki kaitan dengan perang antara Israel dan Hamas. Tersangka penyerang yang menyebut dirinya Abdesalem Al Guilani mengklaim dalam sebuah video di media sosial, bahwa dia adalah pejuang Allah.

“Langkah-langkah yang diperlukan saat ini sedang diambil untuk melacak pelaku dan memastikan keamanan di dalam dan sekitar Stadion King Baudouin. Belasungkawa kami sampaikan kepada para korban dan keluarga mereka," kata Verlinden.

Swedia pada Agustus meningkatkan kewaspadaan terornya ke tingkat tertinggi kedua dan memperingatkan peningkatan ancaman terhadap kepentingan Swedia di luar negeri. Alarm itu diberlakukan setelah pembakaran Alquran dan tindakan lain di Swedia yang membuat marah umat Islam dan memicu ancaman dari para anggota kelompok ekstrimis.

Perdana Menteri Belgia Alexander de Croo mengonfirmasi di platform media sosial X bahwa para korban adalah orang Swedia. "Saya baru saja menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada PM Swedia menyusul serangan mengerikan yang terjadi malam ini terhadap warga Swedia di Brussels," kata de Croo.

“Pikiran kami tertuju pada keluarga dan teman-teman yang kehilangan orang yang mereka cintai. Sebagai mitra dekat, perang melawan terorisme adalah upaya bersama,” katanya.

Salah satu surat kabar Belgia menyebutkan, kemungkinan besar korbannya adalah dua orang suporter sepak bola. Belgia akan menjamu Swedia dalam pertandingan kualifikasi Euro 2024 pada Senin malam. Pertandingan dihentikan pada babak pertama karena alasan keamanan.

Juru bicara kepolisian Belgia mengkonfirmasi pada Senin, bahwa dua orang meninggal dalam insiden penembakan di dekat pusat ibukota Belgia di area yang berbeda dari stadion. Namun kepolisian menolak memberikan perincian lebih lanjut tentang peristiwa tersebut.

"Malam ini kami menerima kabar buruk dari Brussel. Kantor Pemerintah dan otoritas terkait bekerja secara intensif untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang apa yang terjadi," ujar Menteri Kehakiman Swedia Gunnar Strommer.

Pemerintah Swedia telah menghubungi pihak berwenang Belgia untuk mencari informasi lebih lanjut. Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dalam sebuah pernyataan mengatakan, semua warga Swedia di Belgia akan menerima pesan teks yang dikirim ke ponsel meminta untuk waspada dan mengikuti instruksi dari otoritas Belgia.

Rekaman video yang diposting di situs surat kabar Het Laatste Nieuws menunjukkan, seorang pria berjaket oranye mengendarai skuter di persimpangan jalan dengan senapan. Dia melepaskan dua tembakan, lalu tiga tembakan lagi, kemudian berlari ke dalam gedung, melepaskan dua tembakan lagi, pergi, mengambil beberapa langkah mundur dan menembak sekali lagi.

Salah satu surat kabar Belgia mengatakan seorang saksi mata mengatakan penembak meneriakkan "Allahu Akbar" sebelum tembakan dilepaskan. "Salam Allahu Akbar. Nama saya Abdesalem Al Guilani dan saya pejuang Allah. Saya dari Daulah Islam," ujar pelaku dalam pesan video yang disebarkan di media sosial.

Prancis memperketat pengawasan di perbatasan dengan Belgia setelah serangan mematikan di Brussels. Sedangkan pusat krisis Belgia memperingatkan masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak perlu di ibu kota.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement