REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Organisasi hak asasi manusia (HAM) Human Rights Watch (HRW) mengecam serangan udara Israel ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza yang dilaporkan menelan lebih dari 500 korban jiwa. Menurut HRW, serangan itu memperpanjang daftar kejahatan perang Israel.
“Satu lagi kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Israel, dalam daftar yang terus bertambah panjang,” ujar Direktur Komunikasi HRW untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Ahmed Benchemsi saat diwawancara Anadolu Agency, Rabu (18/10/2023).
Terkait serangan tersebut, dia pun menyorot sikap negara-negara Barat yang seolah melakukan pembiaran terhadap Israel. “Kapan negara-negara Barat akan membuka mata mereka dan menekan sekutu mereka untuk menghentikan pertumpahan darah ini?” ujarnya.
Pada Selasa (17/10/2023) malam lalu, sebuah serangan udara menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 500 orang meninggal akibat serangan tersebut.
Sejumlah foto yang diduga berasal dari lokasi kejadian telah beredar luas di media sosial. Foto-foto itu memperlihatkan kehancuran yang dialami Rumah Sakit Baptis Al-Ahli. Kobaran api melalap bangunan rumah sakit. Sementara puing-puing dan potongan tubuh berserakan di sekitar area.
Pertahanan Sipil Palestina mengatakan, serangan terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli adalah serangan udara Israel paling mematikan dalam lima perang yang berlangsung di Jalur Gaza sejak 2008.
“Pembantaian di Rumah Sakit Arab Al-Ahli belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kami. Meskipun kami telah menyaksikan tragedi dalam perang dan hari-hari sebelumnya, apa yang terjadi malam ini sama saja dengan genosida,” ujar Juru Bicara Pertahanan Sipil Palestina Mahmoud Basal, dikutip laman Aljazirah.
Otoritas Palestina juga telah mengutuk serangan udara terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli. “Juru Bicara Kepresidenan (Palestina) Nabil Abu Rudeineh, mengutuk kejahatan keji yang dilakukan Israel terhadap rumah sakit al-Ahli di Gaza, yang ditembaki oleh pesawat tempur Israel tadi malam sehingga menyebabkan ratusan orang tewas dan terluka,” tulis kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.
Dengan menyerang rumah sakit, Abu Rudeineh menuduh Israel tak lagi menghormati hukum internasional. Sebab dalam keadaan apa pun, warga sipil tidak boleh menjadi target serangan dalam pertempuran. Menanggapi serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli, Palestina sudah mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
“Presiden Mahmoud Abbas menyatakan bahwa tiga hari berkabung akan diperingati di seluruh Palestina atas korban serangan udara brutal Israel di rumah sakit Al-Ahli di Gaza, yang menyebabkan banyak orang tewas dan terluka. Presiden juga memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sebagai bentuk duka atas para korban agresi Israel di rumah sakit Al-Ahli dan semua orang yang tewas akibat pendudukan,” kata WAFA.
Sementara itu Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim belum memperoleh informasi mendetail tentang serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli, termasuk perihal jumlah korban di dalamnya. “Kami akan mendapatkan rinciannya dan memberikan informasi terkini kepada publik. Saya tidak tahu apakah itu serangan udara Israel,” ujar Juru Bicara IDF Daniel Hagari, dikutip laman Al Arabiya.
Sebelum serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli terjadi, korban meninggal di Jalur Gaza akibat serangan udara Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai sekitar 3.000 jiwa. Sementara korban luka dilaporkan nyaris menyentuh 10 ribu orang. Menurut PBB, serangan Israel ke Jalur Gaza juga telah menyebabkan 1 juta warga terlantar dan mengungsi.