Rabu 18 Oct 2023 15:24 WIB

Rumah Sakit Al-Ahli Baptis, RS Tertua Kedua di Gaza yang Didirikan Misi Gereja

Rumah Sakit Al-Ahli Baptis didirikan pada 1882

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Jenazah di rumah sakit Al Shifa pasca serangan udara di Kota Gaza, 17 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Jenazah di rumah sakit Al Shifa pasca serangan udara di Kota Gaza, 17 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 500 orang meninggal dunia dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Al-Ahli Baptis di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan, ledakan di rumah sakit tersebut disebabkan oleh serangan udara Israel.

Ratusan korban lainnya diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan rumah sakit tersebut. Menteri Kesehatan Otoritas Palestina, Mai Alkaila mengatakan, Israel telah melakukan pembantaian massal. Pemboman rumah sakit ini berlangsung ketika ribuan warga Palestina mencari perlindungan di tengah serangan udara brutal Israel.  

Baca Juga

Dilansir Palestine Chronicle, Selasa (17/10/2023), Rumah Sakit Al-Ahli Baptis didirikan lebih dari satu abad yang lalu. Ini adalah rumah sakit tertua kedua di Jalur Gaza. Sumber menyebutkan bahwa rumah sakit ini didirikan pada 1882.

Rumah Sakit Al-Ahli Baptis didirikan oleh Church Mission Society of the Church of England. Kemudian dikelola oleh misi medis Gereja Baptis Selatan antara tahun 1954-1982. Sejak awal tahun 1980-an, Gereja Episkopal Injili Yerusalem telah mengambil alih manajemen rumah sakit tersebut.

Rumah Sakit Al-Ahli, yang dulu bernama Al-Mamadani, berkantor pusat di lingkungan Al-Zaytoon, selatan Kota Gaza. Ini adalah salah satu pusat kesehatan terbesar di seluruh Gaza, karena menyediakan dukungan medis bagi ribuan warga Palestina, terutama keluarga miskin dan kelas pekerja.

Pada hari-hari awal perang Israel di Gaza, Israel memperingatkan berbagai rumah sakit, termasuk Al-Ahli bahwa mereka harus mengungsi, dan rumah sakit tersebut akan dibom. Namun manajemen berbagai rumah sakit di Jalur Gaza menolak untuk melakukan evakuasi, karena kondisi kritis ribuan warga sipil Palestina yang menjadi sasaran bom Israel sejak dimulainya perang pada 7 Oktober.

Beberapa negara serempak mengecam serangan udara Israel terhadap rumah sakit Gaza yang membunuh ratusan warga Palestina. Mereka sepakat tindakan tersebut tidak dapat diterima dan mendesak penghentian permusuhan.

Ratusan orang menggelar aksi protes atas pemboman rumah sakit tersebut. Militer Israel membantah bertanggung jawab atas serangan udara tersebut. Militer Israel mengatakan, serangan itu disebabkan oleh kegagalan peluncuran roket yang dilakukan kelompok bersenjata Palestina.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, serangan terhadap rumah sakit di Gaza adalah contoh terbaru serangan Israel yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang paling mendasar. “Saya menyerukan seluruh umat manusia untuk mengambil tindakan untuk menghentikan kebrutalan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza,” ujar Erdogan.

Beberapa rumah sakit di Kota Gaza telah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan warga Gaza. Mereka berharap terhindar dari pemboman setelah Israel memerintahkan seluruh penduduk kota dan sekitarnya untuk mengungsi ke Jalur Gaza bagian selatan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement