REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perdana Menteri (PM) Palestina, Mohammed Shtayyeh, pada hari Senin (23/10/2023) mengatakan bahwa negara-negara Barat memberikan Israel izin untuk membunuh dalam perangnya melawan Hamas. Israel telah membom Gaza sejak Hamas melakukan serangan mendadak ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.
“Apa yang kami dengar dari mulut para pemimpin pendudukan (Israel) mengenai persiapan invasi darat berarti lebih banyak kejahatan, kekejaman dan pemindahan paksa,” kata Shtayyeh pada pertemuan pemerintah Otoritas Palestina.
“Kami mengutuk pernyataan para pemimpin Barat yang mengizinkan Israel untuk membalas dan memberikan perlindungan politik kepada Israel untuk melakukan pembantaian dan menyebarkan kehancuran di Gaza,” ujar Shtayyeh menambahkan.
Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan para pemimpin lainnya telah mengunjungi Israel dalam beberapa hari terakhir untuk menegaskan kembali “hak untuk membela diri” dan menyerukan pemerintah Israel untuk tetap mematuhi hukum kemanusiaan internasional.
Biden dan para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman dan Italia menegaskan kembali sikap tersebut dalam sebuah pernyataan yang dirilis Ahad (22/10/2023).
Menurut para pejabat Israel, perang antara Israel dan Hamas telah memakan korban jiwa lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil. Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Senin mengatakan lebih dari 5.000 orang, sebagian besar warga sipil, meninggal dalam pemboman Israel. AFP belum dapat memverifikasi jumlah korban secara independen.