Selasa 24 Oct 2023 17:11 WIB

Uni Eropa Akui Abaikan Masalah Palestina Selama Tiga Dekade

Sejak lama Uni Eropa abaikan masalah Palestina seperti hal tersebut tak pernah ada.

Sejak lama, Uni Eropa mencoba mengabaikan masalah Palestina seperti hal tersebut tidak pernah ada atau hal itu akan terselesaikan dengan sendirinya,
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Sejak lama, Uni Eropa mencoba mengabaikan masalah Palestina seperti hal tersebut tidak pernah ada atau hal itu akan terselesaikan dengan sendirinya,

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Uni Eropa meningkatkan upaya untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah dengan tujuan mencapai solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina.

Dalam sebuah unggahan blog pada Senin (23/10/2023), Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengevaluasi sikap blok tersebut mengenai masalah ini.

Baca Juga

"Kita memasuki fase baru dalam tragedi Israel-Palestina yang sudah berlangsung ratusan tahun, Ini bisa menjadi hal yang sangat berbahaya bagi perdamaian global, dan masyarakat internasional harus bergerak untuk menghindari itu terjadi," ujar Borrell

"Sejak lama, kita mencoba mengabaikan masalah Palestina seperti hal tersebut tidak pernah ada atau hal itu akan terselesaikan dengan sendirinya," lanjut dia.

Dia menekankan bahwa masyarakat internasional, di mana Uni Eropa menjadi bagiannya, telah gagal menerapkan secara efektif Perjanjian Oslo, yang sudah ada selama tiga dekade.

"Sejak Oslo, jumlah pemukim Israel telah bertambah tiga kali lipat di wilayah yang diduduki, sementara kemungkinan negara Palestina telah terpecah menjadi labirin wilayah yang tidak saling berhubungan,” kata dia.

"Setiap hari, kita menyerukan solusi dua negara, tapi seperti apa yang disampaikan perwakilan Palestina kepada saya pada Majelis Umum PBB: 'Selain menyerukan hal itu, apa yang Anda lakukan untuk mencapai hal itu?" sebut Borrell.

Borrell mengetahui keputusan yang paling menantang seringnya muncul di ambang krisis dan bahwa masyarakat internasional kini berada di jurang kehancuran.

Dia mengulangi, solusi dua-negara tetap menjadi pilihan paling layak, meskipun terdapat kompleksitas yang terlihat, serta meminta seluruh pemangku kepentingan untuk memusatkan upaya politik mereka untuk mewujudkan hal itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement