Selasa 24 Oct 2023 21:21 WIB

Ukraina tidak Takut Lagi Menindak Taipan Rusia

Ukraina semakin kuat dalam menindak taipan-taipan yang dikenal sebagai oligarki Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Warga Ukraina memakamkan kerabat yang menjadi korban serangan rudal Rusia
Foto: AP
Warga Ukraina memakamkan kerabat yang menjadi korban serangan rudal Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Kehakiman Ukraina Denys Maliuska mengatakan pihak berwenang Ukraina semakin kuat dalam menindak taipan-taipan yang dikenal sebagai "oligarki." Maliuska mengatakan hal ini disebabkan perubahan realitas politik dan perang dengan Rusia.

Pihak berwenang Ukraina menyelidiki miliuner-miliuner terkemuka atas pemalsuan, penipuan dan pencucian uang yang sebagian besar kasusnya dibuka selama invasi Rusia yang sudah berlangsung selama 20 bulan.

Baca Juga

“Semua orang takut dengan konsekuensi mendakwa oligarki, tapi hal ini tidak lagi terjadi,” katanya Selasa (24/10/2023).

Sudah lama Ukraina berusaha melepaskan diri dari pengaruh para taipan yang menggunakan kekayaan industri besar yang mereka kumpulkan setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan politik.

Namun invasi Rusia menggerogoti pengaruh mereka, menghancurkan aset-aset industri di timur dan selatan, sementara saluran televisi yang mereka kendalikan mengudara di bawah sinyal terpusat sejak serangan Moskow pada Februari 2022.

Maliuska mengatakan Undang-undang tahun 2021 yang bertujuan mengekang pengaruh politik dan ekonomi mereka juga memberikan sinyal yang jelas. Ia menambahkan kini oligarki “cukup mudah diakses” oleh pihak berwenang.

“Lebih mudah untuk mendapatkan akses terhadap dokumen, saksi, berkas perkara, yang bahkan beberapa tahun lalu tidak mungkin dicapai lembaga penegak hukum,” katanya.

Miliarder Ihor Kolomoisky yang pernah dianggap sebagai pelindung utama Presiden Volodymyr Zelenskiy dipenjara bulan lalu dan dicurigai melakukan penipuan dan pencucian uang.

Pada bulan Mei, Ukraina juga mengumumkan mereka mencurigai pengusaha Dmytro Firtash yang dicari Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan di bawah kendalinya mencuri hingga 485 juta dolar AS dalam “skema skala besar” yang melibatkan sistem transit gas Ukraina.

Keduanya membantah melanggar undang-undang. Pada awal tahun ini pihak berwenang Ukraina juga menyita aset senilai lebih dari 375 juta dolar AS milik Vadym Novynskyi. Miliarder dalam pengasingan itu diduga membantu Rusia. Ia menyangkal tuduhan tersebut.

Kelompok investasi Ukraina, Smart Holding, mengatakan aset-aset itu bukan lagi milik Novynskyi. Perusahaan tersebut mengatakan Novynskyi telah melepaskan kepemilikannya tahun lalu.

Ukraina ingin bergabung dengan Uni Eropa dan menunjukkan kepada mitra-mitra Barat bahwa Ukraina mampu menangani masuknya investasi dan dana dalam jumlah besar untuk membantu membangun kembali negara tersebut.

Badan antikorupsi meluncurkan kasus terhadap pejabat dan mantan pejabat, sementara pihak berwenang juga berharap untuk merombak sistem peradilan dan memperkuat supremasi hukum.

Uni Eropa merekomendasikan agar Kiev menunda penerapan undang-undang tahun 2021 yang memasukkan mereka yang ditetapkan oleh Dewan Keamanan Nasional sebagai oligarki, karena berpotensi “disalahgunakan untuk tujuan politik”.

Maliuska mengatakan Kiev akan mematuhi rekomendasi Uni Eropa namun penegakan hukum Ukraina akan melanjutkan penyelidikan mereka, yang ia sebut sebagai "pengubah permainan" bagi upaya Kiev untuk melakukan pembersihan. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement