Kamis 26 Oct 2023 05:20 WIB

Catat Rekor, Jumlah Pengungsi di Seluruh Dunia Lampaui 114 Juta Orang

Konflik di Ukraina, Sudan, Myanmar dan Kongo jadi faktor pendorong lonjakan pengungsi

Pengungsi (ilustrasi). Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan bahwa jumlah orang di seluruh dunia yang hidup dalam pengungsian diperkirakan telah melampaui angka 114 juta
Foto: AP Photo/Massoud Hossaini
Pengungsi (ilustrasi). Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan bahwa jumlah orang di seluruh dunia yang hidup dalam pengungsian diperkirakan telah melampaui angka 114 juta

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan pada hari Rabu (25/10/2023) bahwa jumlah orang di seluruh dunia yang hidup dalam pengungsian diperkirakan telah melampaui angka 114 juta. Jumlah tersebut merupakan rekor terbaru.

“Jumlah orang yang mengungsi akibat perang, penganiayaan, kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia secara global kemungkinan telah melampaui 114 juta orang pada akhir September,” kata badan pengungsi PBB, UNHCR, dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Faktor pendorong utama lonjakan jumlah pengungsi pada paruh pertama tahun 2023 adalah konflik di Ukraina, Sudan, Myanmar dan Republik Demokratik Kongo. "Selain juga disebabkan oleh krisis kemanusiaan yang berkepanjangan di Afghanistan serta kombinasi bencana kekeringan, banjir dan ketidakamanan di Somalia," kata UNHCR.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi menuturkan, fokus dunia saat ini adalah pada bencana kemanusiaan di Gaza. "Namun secara global, terlalu banyak konflik yang berkembang biak atau meningkat, merenggut nyawa orang-orang tak berdosa dan membuat orang-orang terlantar,” kata Grandi.

Menurutnya, ketidakmampuan komunitas internasional untuk menyelesaikan konflik atau mencegah konflik baru menyebabkan pengungsian dan kesengsaraan. "Kita harus melihat ke dalam, bekerja sama untuk mengakhiri konflik dan mengizinkan para pengungsi dan orang-orang terlantar lainnya untuk kembali ke rumah mereka atau memulai kembali kehidupan mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Dalam Laporan Tren Tengah Tahun, yang menganalisis pengungsian paksa selama enam bulan pertama tahun 2023, UNHCR mengatakan bahwa pada akhir Juni, 110 juta orang telah terpaksa mengungsi di seluruh dunia. Angka ini naik 1,6 juta dibandingkan akhir tahun 2022.

Seorang juru bicara UNHCR mengkonfirmasi kepada AFP bahwa angka baru tersebut merupakan rekor sejak badan tersebut mulai mengumpulkan data pada tahun 1975.

Sejak Israel melancarkan serangan mematikan di Gaza sebagai respons terhadap serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok Hamas pada tanggal 7 Oktober, jumlah pengungsi internal di Gaza diperkirakan sekitar 1,4 juta orang, menurut badan kemanusiaan PBB OCHA.

"Lebih dari separuh orang yang terpaksa mengungsi tidak pernah melintasi perbatasan internasional," kata UNHCR.

Laporan pertengahan tahunnya menyebutkan bahwa secara global, hampir sepertiga dari seluruh pengungsi berasal dari tiga negara saja: Afghanistan, Suriah, dan Ukraina.

“Saat kita menyaksikan peristiwa yang terjadi di Gaza, Sudan dan sekitarnya, prospek perdamaian dan solusi bagi para pengungsi dan populasi pengungsi lainnya mungkin terasa jauh,” kata Grandi.

 

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement