Jumat 27 Oct 2023 06:35 WIB

Di Sidang Majelis Umum PBB, Menlu RI Memohon Hentikan Pembunuhan di Gaza

Retno menyinggung tentang krisis kemanusiaan yang sedang mendera Jalur Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memberikan pidato dalam sesi darurat Majelis Umum PBB untuk membahas situasi di Palestina, Kamis (26/10/2023).
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memberikan pidato dalam sesi darurat Majelis Umum PBB untuk membahas situasi di Palestina, Kamis (26/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memberikan pidato dalam sesi darurat Majelis Umum PBB untuk membahas situasi di Palestina, Kamis (26/10/2023). Pada kesempatan itu, salah satu hal yang diserukannya adalah dibukanya akses pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. 

Dalam pidatonya, Retno menyinggung tentang krisis kemanusiaan yang sedang mendera Jalur Gaza. Retno mengungkapkan, dia hadir di Majelis Umum PBB tidak hanya dalam kapasitas menlu Indonesia, tapi juga sebagai seorang wanita, ibu, dan nenek.

Baca Juga

“Saya mohon, hentikan pembunuhan, lindungi warga sipil, biarkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza,” katanya lewat akun X resminya.

Retno menyerukan “3+1” kepada Majelis Umum PBB. Mereka terdiri dari penghentian agresi guna mencegah bertambahnya korban jiwa, menjamin akses kemanusiaan dan perlindungan warga sipil, serta menolak pemindahan paksa warga sipil di Gaza. Terakhir, mewujudkan solusi dua negara Israel-Palestina. “Indonesia berdiri bersama rakyat Palestina,” ujar Retno.

Sementara itu Presiden Majelis Umum PBB Dennis Francis mengutuk agresi tanpa pandang bulu Israel ke Jalur Gaza. Dalam pidatonya, Francis menolak aksi serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu yang menewaskan setidaknya 1.400 orang. Dia menilai, tindakan Hamas mengejutkan dan tak memiliki tempat di dunia.

“Demikian pula, saya mengutuk dan menolak penargetan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa di Jalur Gaza, dan skala penghancuran infrastruktur penting yang dilakukan Israel. Pemboman tanpa henti terhadap Jalur Gaza oleh Israel dan konsekuensinya sangat mengkhawatirkan,” ucap Francis, dikutip Anadolu Agency.

Kepada Hamas, Francis menyerukan agar para sandera segera dibebaskan. Sedangkan kepada Israel, dia mendesak pembukaan bantuan kemanusiaan dan koridor bantuan segera.

“Semua pihak yang terlibat dalam konflik ini harus mematuhi hukum kemanusiaan internasional dan segera menciptakan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan dibukanya koridor kemanusiaan ke Jalur Gaza,” kata Francis.

Israel mulai membombardir Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu sebagai respons atas serangan dan operasi infiltrasi Hamas. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, hingga berita ini ditulis, korban terbunuh akibat agresi Israel ke Gaza telah menembus angka 7.000 jiwa, termasuk di dalamnya lebih dari 2.800 anak-anak.

Sementara korban luka melampaui 18 ribu orang. Serangan Israel juga menyebabkan sekitar 1,3 juta dari 2,2 juta penduduk Gaza terlantar dan mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement