REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel mengintensifkan kampanye pengeboman di Jalur Gaza. Mereka menyatakan tidak bisa menjamin keselamatan para jurnalis yang sedang bertugas di Jalur Gaza.
Militer Israel mengatakan kepada Reuters dan AFP pada hari Jumat (27/10/2023) bahwa mereka tidak dapat menjamin keselamatan jurnalis mereka yang saat ini bekerja di Jalur Gaza yang terkepung.
Dalam surat yang ditulis kepada dua kantor berita internasional tersebut, militer mengatakan pihaknya "menargetkan semua aktivitas militer Hamas di seluruh Gaza" dan bahwa pemboman yang dilakukan dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan di sekitarnya.
“Dalam keadaan seperti ini, kami tidak dapat menjamin keselamatan karyawan Anda, dan sangat mendesak Anda untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan demi keselamatan mereka,” katanya dilansir Middle East Eye.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada ABC News bahwa perluasan operasi darat bukanlah invasi darat resmi. Sementara seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya juga mengatakan kepada ABC News bahwa Israel melancarkan “serangan yang lebih terbatas”.
Penasihat Presiden Israel Netanyahu, Mark Regev, berbicara kepada beberapa media AS pada hari Jumat, mengatakan "Hamas akan merasakan kemarahan kami malam ini". “Mereka akan terus menerima serangan militer kami sampai kami membongkar mesin militer mereka dan membubarkan struktur politik mereka di Gaza. Ketika ini selesai, Gaza akan menjadi sangat berbeda,” kata Regev di Fox News.