Sabtu 28 Oct 2023 11:32 WIB

Polisi New York Tangkap Ratusan Orang yang Memprotes Pengeboman Israel di Gaza

Aksi protes tersebut dilakukan oleh warga Yahudi di New York.

Petugas Kepolisian Kota New York YPD menangkap ratusan orang pendemo yang menyerukan gencatan senjata di tengah perang antara Israel dan Hamas, di Stasiun Grand Central, New York, pada 27 Oktober 2023.
Foto: KENA BETANCUR/AFP
Petugas Kepolisian Kota New York YPD menangkap ratusan orang pendemo yang menyerukan gencatan senjata di tengah perang antara Israel dan Hamas, di Stasiun Grand Central, New York, pada 27 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ratusan orang ditangkap pada hari Jumat (27/10/2023) ketika polisi membubarkan demonstrasi besar yang sebagian besar dilakukan oleh warga Yahudi di New York sebagai protes atas pemboman Israel di Gaza. Para pengunjuk rasa memenuhi aula utama stasiun kereta Grand Central di Manhattan, New York.

Departemen Kepolisian New York mengatakan sedikitnya 200 orang telah ditangkap, sementara penyelenggara protes menyebutkan jumlahnya lebih dari 300 orang. Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan antrean panjang anak-anak muda berdiri dengan tangan diborgol dan mengenakan kaus hitam dengan tulisan "Bukan Atas Nama Kami" dan "Hentikan Penembakan Sekarang" dengan warna putih.

Baca Juga

Aksi duduk besar-besaran ini diserukan oleh kelompok Jewish Voice for Peace-New York City, yang mengatakan ribuan anggotanya menghadiri protes tersebut, memblokir jalur utama stasiun kereta api pusat kota. Gambar menunjukkan terminal dipenuhi pengunjuk rasa yang membentangkan spanduk bertuliskan "Warga Palestina harus bebas" dan "Berduka atas kematian, berjuang mati-matian demi yang hidup."

photo
Orang-orang berdemonstrasi menyerukan gencatan senjata di tengah perang antara Israel dan Hamas, di Stasiun Grand Central di New York City pada 27 Oktober 2023. - (KENA BETANCUR/AFP)

 

Pihak penyelenggara menyebut aksi duduk damai tersebut sebagai “pembangkangan sipil terbesar yang pernah terjadi di Kota New York dalam 20 tahun terakhir.” Para rabi memulai acara tersebut dengan menyalakan lilin Sabat dan menderaskan doa Yahudi untuk orang mati, yang dikenal sebagai kaddish.

“Meskipun Sabat biasanya merupakan hari istirahat, kami tidak bisa beristirahat sementara genosida terjadi atas nama kami,” kata Rabbi May Ye, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh penyelenggara.

“Kehidupan warga Palestina dan Israel saling terkait, dan keselamatan hanya bisa terwujud jika keadilan, kesetaraan, dan kebebasan bagi semua orang,” kata rabbi tersebut.

Israel melancarkan pemboman terhadap Gaza setelah pejuang Hamas menyerbu perbatasan pada tanggal 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada hari Jumat bahwa serangan Israel di Gaza kini telah menewaskan 7.326 orang, lebih dari 3.000 di antaranya adalah anak-anak.

 

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement