Ahad 29 Oct 2023 16:23 WIB

Begini Cara Israel Sebarkan Propaganda Bentuk Opini Publik Tentang Perang di Gaza

Propaganda Israel tidak hanya menyasar orang dewasa, namun juga anak-anak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Smoke rises following Israeli airstrikes on northern Gaza, late 27 October 2023 (issued 28 October 2023). The Israel Defense Forces (IDF) conducted targeted raids in the Gaza Strip on 27 October 2023 and struck dozens of targets belonging to the Hamas militants, the IDF confirmed. More than 7,000 Palestinians and at least 1,300 Israelis have been killed, according to the IDF and the Palestinian health authority, since Hamas militants launched an attack against Israel from the Gaza Strip on 07 October, and the Israeli operations in Gaza and the West Bank which followed it.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Smoke rises following Israeli airstrikes on northern Gaza, late 27 October 2023 (issued 28 October 2023). The Israel Defense Forces (IDF) conducted targeted raids in the Gaza Strip on 27 October 2023 and struck dozens of targets belonging to the Hamas militants, the IDF confirmed. More than 7,000 Palestinians and at least 1,300 Israelis have been killed, according to the IDF and the Palestinian health authority, since Hamas militants launched an attack against Israel from the Gaza Strip on 07 October, and the Israeli operations in Gaza and the West Bank which followed it.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Foto bayi yang meninggal dengan darah bercucuran di wajahnya yang telah diburamkan beredar di platform sosial media, X atau sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Foto tersebut bukan berasal dari reporter yang meliput perang Israel-Hamas, namun pesan berbayar dari Kementerian Luar Negeri Israel.

“Ini adalah gambar tersulit yang pernah kami unggah. Saat kami menulis ini, kami gemetar,” ujar bunyi pesan yang menyertai foto tersebut.

Baca Juga

Sejak Hamas melancarkan serangan mengejutkan ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Pemerintah Israel telah memulai kampanye di media sosial untuk menggalang dukungan negara-negara Barat. Strategi propaganda Israel yaitu mendorong puluhan iklan yang berisi gambaran brutal dan emosional dari kekerasan kelompok bersenjata yang mematikan di Israel. Menurut data yang ditinjau Politico, iklan itu ditayangkan di platform media sosial seperti X dan YouTube.

Upaya Israel untuk memenangkan perang informasi online adalah bagian dari tren yang berkembang, ketika pemerintah di seluruh dunia bergerak secara agresif melalui media sosial untuk membentuk citra mereka, terutama pada saat krisis.  Kampanye publik di dalam dan di sekitar perang bukanlah hal baru.  

Namun membayar iklan yang ditargetkan pada negara dan demografi tertentu kini menjadi salah satu alat utama pemerintah untuk menyampaikan pesan mereka kepada lebih banyak orang.

Upaya pemerintah Israel ini dilakukan ketika Hamas menerbitkan video penyanderaan pertama mereka di media sosial. Seorang wanita muda Perancis-Israel muncul dalam video itu.

Kampanye media sosial dimulai tak lama setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas melancarkan serangan mengejutkan yang membuat militer Israel kewalahan. Hamas juga telah menyandera sekitar 200 warga Israel untuk ditukar dengan pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel. Militer Israel membalasnya serangan mengejutkan Hamas dengan membombardir Gaza, termasuk memutus pasokan listrik, air, bahan bakar, obat-obatan, dan makanan.

Dalam waktu seminggu Kementerian Luar Negeri Israel telah menjalankan 30 iklan yang telah dilihat lebih dari 4 juta kali di platform X. Video dan foto berbayar yang mulai muncul pada 12 Oktober 2023 ditujukan untuk orang dewasa berusia di atas 25 tahun di Brussels, Paris, Munich dan Den Haag.

Iklan tersebut menggambarkan Hamas sebagai “kelompok teroris yang kejam,” mirip dengan ISIS. Iklan itu menunjukkan foto-foto mengerikan seperti seorang wanita telanjang tak bernyawa di dalam truk pickup.  Video berbayar lainnya yang diunggah ke X, dengan teks bergantian antara “ISIS” dan “Hamas,” menampilkan gambar-gambar mengganggu yang lambat laun semakin cepat hingga nama kedua organisasi teroris tersebut menyatu menjadi satu.

“Dunia mengalahkan ISIS.  Dunia akan mengalahkan Hamas,” kata tulisan di akhir iklan propaganda tersebut.

Kementerian Luar Negeri Israel telah merilis lebih dari 75 iklan....

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement