REPUBLIKA.CO.ID, BURSA -- Bila sedang melakukan wisata ke negara dua benua, Turki maka sempatkanlah waktu untuk mengunjungi Bursa. Seperti kata pepatah dari Natalie Angier, "Keindahan alam terletak pada detailnya", Bursa adalah salah satu kota yang memiliki keindahan mulai sejak zaman prasejarah hingga Turki moderen saat ini.
Harus diingat, Turki pernah menjadi asal mula peradaban kuno yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari Bangsa Het hingga negara-negara Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Sehingga menjadikan Turki modern kaya dengan harta karun arkeologis.
Bagi para pelancong, Bursa bisa menjadi salah satu pilihan tempat wisata karena merupaman satu kota yang merangkum secara utuh peninggalan sejarah, pemandangan indah, dan hidangan budayanya yang lezat. Salah satu tempat yang tak boleh terlewatkan adalah Iznik Museum, sebuah museum yang menyimpan memori sejarah Turki mulai dari zaman Neolitikum, Byzantium, Konstatinopel atau Kekaisaran Romawi hingga kejayaan Kesultanan Turki Utsmani.
Beruntung, Republika bisa secara langsung mengunjungi Iznik Museum saat memenuhi undangan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki bersama Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata Turki (TGA) pada pertengahan Oktober 2023. Sejarawan di Iznik Museum Musa Albayrak mengatakan, museum yang baru dibuka pada Januari 2023 ini memamerkan berbagai peninggalan mulai dari zaman batu muda atau periodd meolitikum yakni kisaran 10.500-6.000 SM, peninggalan yang ada berupa peralatan dari batu yang diasah, alat makan batu, serta beberapa tulang hewan dan jejak telapak kaki.
Setelah melewati periode neolitikum, pengunjung juga bisa melihat secara langsung penimggalan dari zaman tembaga atau khalkolitik Yunani (6.000-3.200 SM) yang merupakan salah satu tahapan pada zaman perunggu. Musa menerangkan, pada zaman ini peralatan yang ditemukan lebih moderen dibandingkan zaman neolitikum, karena zaman ini juga dikenal sebagai zaman transisi dari zaman batu menuju zaman perunggu, dimana setiap orang pada zaman tersebut sebagian besar menggunakan peralatan rumah tangga yang berasal dari logam, meskipun masih ada yang masih menggunakan peralatan yang berasal dari tanah liat.
Di dalam museum ini, pengunjung juga bisa melihat beberapa peninggalan dari periode Helenistik atau era Helenistik yang merupakan gabungan antara kebudayaan Yunani Kuno, Asia Kecil, Syiria, Mesopotamia dan Mesir. Setelah itu, pengunjung akan beralih ke periode Romawi dengan ditandai adanya peninggalan berupa sarkofagus atau kuburan kuno yang terbuat dari marmer.
"Pada tahun 200 M setiap kota kuno di Romawi ditemukan Nekropol (kuburan). Mereka dikubur dengan emas dan harta lain. Kuburan (yang berada di dalam Iznik Museum) baru ditemukan pada tahun 2015," ujar Musa pada pertengahan Oktober lalu.
Setelah terpecahnya Kekaisaran Romawi pada tahun 476 M, Kekaisaran Romawi Timur tetap berada dalam wilayah Kekaisaran Romawi Timur atau yang dikenal dengan nama Bizantium. Terdapat berbagai peninggalan berupa keramik dan mosaik khas Bizantium.
Kejayaan Bizantium tentunya harus berakhir setelah pada abad ke-14 M berdiri Dinasti Turki Utsmaniyah di Anatolia timur. Pendirinya, Osman Ghazi, berhasil menyatukan suku-suku Turk Muslim setempat yang sempat tercerai berai usai runtuhnya Kesultanan Rum dan Bani Seljuk.
Musa mengungkapkan, di museum ditampilkan kejayaan Ottoman berlangsung selama hampir 600 tahun. Dipamerkan beberapa senjata seperti senapan dan pedang pada zaman tersebut.