REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Joe Biden menggarisbawahi perlunya Israel membela warganya dengan cara yang juga melindungi warga sipil Palestina di Gaza. Hal ini ditekankan Biden dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, demikian pernyataan Gedung Putih.
Biden juga "menggarisbawahi perlunya untuk segera dan secara signifikan meningkatkan akses aliran bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan warga sipil di Gaza." Penekanan Biden ini setelah disahkannya resolusi PBB, tentang gencatan senjata dan perluas akses bantuan kemanusiaan di Gaza.
Sayangnya sesaat setelah resolusi itu disahkan, Israel justru memperluas serangan daratnya ke Gaza. Mengerahkan lebih banyak infantri hingga artileri yang menyerang dan menghancurkan beberapa rumah sakit di Gaza, termasuk RS Al quds dan RS Indonesia. AS dan Barat yang menolak resolusi PBB dan masih saja membela Israel.
Israel menolak seruan untuk melakukan jeda gencatan senjata di Gaza karena sekutu-sekutu terdekatnya di Barat telah bersatu pada gagasan "jeda kemanusiaan", atau penghentian sementara pemboman.
Situasi bencana kemanusiaan ini telah membuat negara-negara besar pada pekan ini menyerukan kepada Israel untuk mengizinkan jeda kemanusiaan agar bantuan dapat masuk dan sandera Israel yang ditahan oleh kelompok militan Islam Hamas dapat dibebaskan.
Masalah ini telah membuka perpecahan publik pertama antara Israel dan para pendukungnya termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan anggota G7 lainnya seperti Jepang atas kampanye tersebut.
"Israel menentang jeda kemanusiaan atau gencatan senjata pada saat ini," kata Lior Haiat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, pada hari Jumat, sementara seorang pejabat senior Israel mengatakan bahwa seruan untuk jeda dalam pertempuran tampak sebagai "itikad yang buruk."
Israel mengatakan bahwa setiap jeda dari pertempuran akan menguntungkan Hamas, yang bertekad untuk menghancurkannya, dan yang dikatakannya mengalihkan bantuan seperti air, bahan bakar, makanan dan obat-obatan kepada para pejuangnya.
"Gencatan senjata berarti memberikan waktu bagi Hamas untuk mempersenjatai diri, sehingga mereka dapat membantai kita lagi," kata Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan