Selasa 31 Oct 2023 03:15 WIB

Inggris-Prancis Tegaskan Kembali Komitmen Solusi Dua Negara

Kedua negara menekankan pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan mendesak ke Gaza

Inggris dan Prancis pada Ahad (29/10/2023) menegaskan kembali komitmen mereka terhadap solusi dua negara untuk masa depan jangka panjang di Timur Tengah
Foto: AP Photo/Christophe Ena
Inggris dan Prancis pada Ahad (29/10/2023) menegaskan kembali komitmen mereka terhadap solusi dua negara untuk masa depan jangka panjang di Timur Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Inggris dan Prancis pada Ahad (29/10/2023) menegaskan kembali komitmen mereka terhadap solusi dua negara untuk masa depan jangka panjang di Timur Tengah, menurut pernyataan kantor perdana menteri Inggris 10 Downing Street.

"Para pemimpin (Perdana Menteri Rishi Sunak dan Presiden Prancis Macron) menekankan pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan mendesak ke Gaza," kata pernyataan itu.

Baca Juga

"Mereka sepakat untuk bekerja bersama dalam upaya menyediakan makanan, bahan bakar, air dan obat-obatan yang penting bagi orang-orang yang membutuhkannya dan mengeluarkan warga negara asing," menurut pernyataan tersebut lebih lanjut.

Sembari menyampaikan kekhawatiran mereka atas risiko eskalasi lebih lanjut, khususnya di Tepi Barat, para pemimpin tersebut membahas dialog mereka yang sedang berlangsung dengan para pemangku kepentingan di kawasan.

Mereka juga sepakat bahwa "penting untuk tidak melupakan masa depan jangka panjang di kawasan ini dan, khususnya, perlunya solusi dua negara."

"Mereka menggarisbawahi bahwa Hamas tidak mewakili rakyat Palestina pada umumnya dan bahwa barbarisme mereka tidak boleh melemahkan aspirasi sah rakyat Palestina," menurut pernyataan itu.

Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober ketika kelompok Hamas Palestina melancarkan serangan lintas batas, menewaskan 1.400 orang, dan menyandera sekitar 200 orang.

Jumlah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di Gaza meningkat menjadi 8.005, termasuk 3.342 anak-anak, 2.062 perempuan, dan 460 lansia, menurut Kementerian Kesehatan.

Juru bicara tentara Israel, Daniel Hagari, pada Sabtu mengumumkan "memperluas operasinya," dan beralih ke "tahap selanjutnya dari perang kami melawan Hamas," yang mencakup operasi darat.

Sebanyak 2,3 juta penduduk di Gaza juga bergulat dengan kelangkaan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan akibat blokade Israel di daerah itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement